Tim medis RSUD Dr Soetomo Surabaya melalui konferensi video dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Minggu (5/4) malam mengungkapkan perjuangan menyembuhkan pasien yang terkonfirmasi positif virus corona atau COVID-19.
Rumah sakit terbesar di Indonesia Timur itu menjadi rujukan khusus menangani pasien positif COVID-19 dengan kategori berat.
Video Oleh Hanif Nashrullah
Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Surabaya dr Joni Wahyuhadi SpBS menyebut pasien positif COVID-19 yang ditangani tidak hanya berasal dari Kota Surabaya.
"Kami juga banyak menerima pasien positif COVID-19 rujukan dari rumah sakit lain di luar Kota Surabaya," katanya.
Saat ini tersisa 10 pasien positif COVID-19 yang sedang dirawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Dr Wahyu dari Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Reemerging (PINERE) RSUD Dr Soetomo Surabaya, yang pada Minggu malam sedang piket jaga, saat konferensi video dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginformasikan bahwa tinggal tiga dari 10 pasien COVID-19 yang sedang dirawat, yang kondisinya masih tergolong berat.
"Tiga pasien ini masih harus dibantu dengan alat pernafasan ventilator," katanya.
Sementara tiga pasien lainnya, dr Wahyu menandaskan, kendati masih terpantau positif COVID-19, namun kondisinya dinyatakan sudah membaik.
Dia memastikan dalam waktu dekat mereka diperbolehkan pulang untuk selanjutnya beristirahat dan isolasi di rumah.
"Selain itu, seorang pasien postif COVID-19 pada malam hari ini sudah terkonversi negatif atau sembuh, sehingga sudah diperbolehkan pulang," ujarnya.
Risiko tertular
Perawatan pasien positif COVID-19 di RSUD Dr Soetomo Surabaya ditangani oleh tiga tim medis yang setiap hari bekerja bergantian dengan sistem shift selama masing-masing 12 jam.
Setiap tim medis diketuai oleh dokter piket dari Tim PINERE RSUD Dr Soetomo, yang dibantu dua dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) penyakit paru-paru.
Selain itu juga didampingi seorang dokter spesialis anastesi, yang dibantu dua dokter PPDS anastesi, serta lima orang perawat. Semua tenaga medis itu berisiko tinggi tertular COVID-19.
"Saya justru sangat mengkhawatirkan dokter PPDS yang setiap hari secara reguler melakukan kontak langsung dengan pasien positif COVID-19," kata dr Wahyu.
Dr Markus adalah salah satu anggota tim medis RSUD Dr Soetomo Surabaya yang telah terkonfirmasi positif tertular COVID-19. Dokter PPDS Anastesi itu akhirnya dinyatakan sembuh setelah sekitar dua pekan menjalani isolasi di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Dalam testimoninya, Dr Markus kemudian menyarankan agar pemerintah menyediakan rumah singgah bagi dokter atau perawat yang telah berjibaku menyembuhkan pasien positif COVID-19.
"Jangan sampai keluarga kami di rumah turut tertular. Maka sebaiknya setelah bertugas kami tidak langsung pulang ke rumah. Karenanya harus ada rumah singgah bagi dokter atau perawat yang menangani COVID-19," tuturnya.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menuruti saran dr Markus. Maka sejak sepekan terakhir telah disediakan dua hotel yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai rumah singgah bagi tenaga medis yang menangani COVID-19, untuk menekan risiko penularan terhadap masing-masing keluarganya.
"Sementara dua rumah singgah bagi tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 ini masih berada di Kota Surabaya, yaitu Hotel Bekizaar di Jalan Basuki Rahmat dan Hotel Varna di Jalan Tunjungan," ucap Khofifah.
Apresiasi gubernur
Dr Kun, yang dikenal sebagai dokter spesialis anastesi senior RSUD Dr Soetomo Surabaya, memastikan kesehatan setiap anggota tim medis yang menangani pasien positif COVID-19 harus tetap terjaga setiap harinya.
"Karenanya ada tiga tim medis di RSUD Dr Soetomo yang bekerja secara shift setiap 12 jam sekali per hari," katanya.
Dengan begitu, ada dua tim medis yang bekerja bergantian setiap harinya, yaitu pada 12 jam pagi sampai sore dan 12 jam berikutnya dari sore hingga pagi.
"Setiap tim medis yang kebagian shift malam, besok harinya libur 24 jam. Dengan begitu pada hari berikutnya ketika kembali bertugas sudah fresh," ujarnya.
Begitulah cara petugas medis yang menangani pasien positif COVID-19 di RSUD Dr Soetomo mengatur ritme kerja demi menjaga kesehatannya.
"Karena kita setiap hari mengalami kontak langsung secara fisik dengan pasien yang berat, sehingga harus menjaga kesehatan agar tidak terlalu lelah," ucap dr Kun.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kerja keras seluruh tenaga medis, tidak hanya di RSUD Dr Soetomo Surabaya, melainkan di 75 rumah sakit rujukan se-Jawa Timur, yang telah mengorbankan keselamatan dirinya demi menyembuhkan pasien positif COVID-19.
Terdata jumlah pasien terkonfirmasi positif di seluruh wilayah Jawa Timur hingga Minggu (5/4) pukul 17.00 WIB sebanyak 187 orang atau bertambah 35 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Pasien berstatus positif baru masing-masing dari Surabaya tujuh orang, Tulungagung (5), Sidoarjo (4), Ponorogo (3), Lamongan (3), Kabupaten Kediri (3), Kabupaten Malang (3), Situbondo (2), Jombang (1), Bondowoso (1), Gresik (1), Nganjuk (1), dan Pamekasan (1).
Dengan demikian, data pasien positif COVID-19 di Surabaya sebanyak 84 orang, Sidoarjo (18), Lamongan (13), Magetan (9), Situbondo (8), Kabupaten Malang (8), Kota Malang (5) dan Nganjuk (5), Gresik (5).
Selain itu di Kabupaten Kediri tujuh orang, Lumajang (3), Jember (2), Kota Batu (1), Kota Blitar (1), Kabupaten Blitar (1), Kota Kediri (1), Tulungagung (1), Banyuwangi (1), Pamekasan (2), Jombang (2), dan Kabupaten Madiun (1).
Sedangkan warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di wilayah Jawa Timur mencapai 926 orang, atau bertambah dari data sehari sebelumnya yang jumlahnya sebanyak 780 orang, serta orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak10.636 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya yang berjumlah 10.116 orang.
Sejauh ini tercatat 14 pasien positif COVID-19 di Jawa Timur meninggal dunia. Sedangkan pasien positif COVID-19 di Jawa Timur yang telah sembuh sebanyak 38 orang.
Menurut Gubernur Khofifah, jumlah pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia di Jawa Timur itu sekitar 7,4 persen dari keseluruhan kasus. Sedangkan jumlah pasien yang sembuh sebesar 20,3 persen, merupakan yang tertinggi se- Indonesia.
"Maka saya sangat berterima kasih kepada segenap petugas medis yang telah bekerja keras menangani COVID-19. Mari kita bersama-sama berdoa agar badai COVID-19 segera berlalu," ucap mantan Menteri Sosial itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Rumah sakit terbesar di Indonesia Timur itu menjadi rujukan khusus menangani pasien positif COVID-19 dengan kategori berat.
Video Oleh Hanif Nashrullah
Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Surabaya dr Joni Wahyuhadi SpBS menyebut pasien positif COVID-19 yang ditangani tidak hanya berasal dari Kota Surabaya.
"Kami juga banyak menerima pasien positif COVID-19 rujukan dari rumah sakit lain di luar Kota Surabaya," katanya.
Saat ini tersisa 10 pasien positif COVID-19 yang sedang dirawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Dr Wahyu dari Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Reemerging (PINERE) RSUD Dr Soetomo Surabaya, yang pada Minggu malam sedang piket jaga, saat konferensi video dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginformasikan bahwa tinggal tiga dari 10 pasien COVID-19 yang sedang dirawat, yang kondisinya masih tergolong berat.
"Tiga pasien ini masih harus dibantu dengan alat pernafasan ventilator," katanya.
Sementara tiga pasien lainnya, dr Wahyu menandaskan, kendati masih terpantau positif COVID-19, namun kondisinya dinyatakan sudah membaik.
Dia memastikan dalam waktu dekat mereka diperbolehkan pulang untuk selanjutnya beristirahat dan isolasi di rumah.
"Selain itu, seorang pasien postif COVID-19 pada malam hari ini sudah terkonversi negatif atau sembuh, sehingga sudah diperbolehkan pulang," ujarnya.
Risiko tertular
Perawatan pasien positif COVID-19 di RSUD Dr Soetomo Surabaya ditangani oleh tiga tim medis yang setiap hari bekerja bergantian dengan sistem shift selama masing-masing 12 jam.
Setiap tim medis diketuai oleh dokter piket dari Tim PINERE RSUD Dr Soetomo, yang dibantu dua dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) penyakit paru-paru.
Selain itu juga didampingi seorang dokter spesialis anastesi, yang dibantu dua dokter PPDS anastesi, serta lima orang perawat. Semua tenaga medis itu berisiko tinggi tertular COVID-19.
"Saya justru sangat mengkhawatirkan dokter PPDS yang setiap hari secara reguler melakukan kontak langsung dengan pasien positif COVID-19," kata dr Wahyu.
Dr Markus adalah salah satu anggota tim medis RSUD Dr Soetomo Surabaya yang telah terkonfirmasi positif tertular COVID-19. Dokter PPDS Anastesi itu akhirnya dinyatakan sembuh setelah sekitar dua pekan menjalani isolasi di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Dalam testimoninya, Dr Markus kemudian menyarankan agar pemerintah menyediakan rumah singgah bagi dokter atau perawat yang telah berjibaku menyembuhkan pasien positif COVID-19.
"Jangan sampai keluarga kami di rumah turut tertular. Maka sebaiknya setelah bertugas kami tidak langsung pulang ke rumah. Karenanya harus ada rumah singgah bagi dokter atau perawat yang menangani COVID-19," tuturnya.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menuruti saran dr Markus. Maka sejak sepekan terakhir telah disediakan dua hotel yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai rumah singgah bagi tenaga medis yang menangani COVID-19, untuk menekan risiko penularan terhadap masing-masing keluarganya.
"Sementara dua rumah singgah bagi tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 ini masih berada di Kota Surabaya, yaitu Hotel Bekizaar di Jalan Basuki Rahmat dan Hotel Varna di Jalan Tunjungan," ucap Khofifah.
Apresiasi gubernur
Dr Kun, yang dikenal sebagai dokter spesialis anastesi senior RSUD Dr Soetomo Surabaya, memastikan kesehatan setiap anggota tim medis yang menangani pasien positif COVID-19 harus tetap terjaga setiap harinya.
"Karenanya ada tiga tim medis di RSUD Dr Soetomo yang bekerja secara shift setiap 12 jam sekali per hari," katanya.
Dengan begitu, ada dua tim medis yang bekerja bergantian setiap harinya, yaitu pada 12 jam pagi sampai sore dan 12 jam berikutnya dari sore hingga pagi.
"Setiap tim medis yang kebagian shift malam, besok harinya libur 24 jam. Dengan begitu pada hari berikutnya ketika kembali bertugas sudah fresh," ujarnya.
Begitulah cara petugas medis yang menangani pasien positif COVID-19 di RSUD Dr Soetomo mengatur ritme kerja demi menjaga kesehatannya.
"Karena kita setiap hari mengalami kontak langsung secara fisik dengan pasien yang berat, sehingga harus menjaga kesehatan agar tidak terlalu lelah," ucap dr Kun.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kerja keras seluruh tenaga medis, tidak hanya di RSUD Dr Soetomo Surabaya, melainkan di 75 rumah sakit rujukan se-Jawa Timur, yang telah mengorbankan keselamatan dirinya demi menyembuhkan pasien positif COVID-19.
Terdata jumlah pasien terkonfirmasi positif di seluruh wilayah Jawa Timur hingga Minggu (5/4) pukul 17.00 WIB sebanyak 187 orang atau bertambah 35 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Pasien berstatus positif baru masing-masing dari Surabaya tujuh orang, Tulungagung (5), Sidoarjo (4), Ponorogo (3), Lamongan (3), Kabupaten Kediri (3), Kabupaten Malang (3), Situbondo (2), Jombang (1), Bondowoso (1), Gresik (1), Nganjuk (1), dan Pamekasan (1).
Dengan demikian, data pasien positif COVID-19 di Surabaya sebanyak 84 orang, Sidoarjo (18), Lamongan (13), Magetan (9), Situbondo (8), Kabupaten Malang (8), Kota Malang (5) dan Nganjuk (5), Gresik (5).
Selain itu di Kabupaten Kediri tujuh orang, Lumajang (3), Jember (2), Kota Batu (1), Kota Blitar (1), Kabupaten Blitar (1), Kota Kediri (1), Tulungagung (1), Banyuwangi (1), Pamekasan (2), Jombang (2), dan Kabupaten Madiun (1).
Sedangkan warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di wilayah Jawa Timur mencapai 926 orang, atau bertambah dari data sehari sebelumnya yang jumlahnya sebanyak 780 orang, serta orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak10.636 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya yang berjumlah 10.116 orang.
Sejauh ini tercatat 14 pasien positif COVID-19 di Jawa Timur meninggal dunia. Sedangkan pasien positif COVID-19 di Jawa Timur yang telah sembuh sebanyak 38 orang.
Menurut Gubernur Khofifah, jumlah pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia di Jawa Timur itu sekitar 7,4 persen dari keseluruhan kasus. Sedangkan jumlah pasien yang sembuh sebesar 20,3 persen, merupakan yang tertinggi se- Indonesia.
"Maka saya sangat berterima kasih kepada segenap petugas medis yang telah bekerja keras menangani COVID-19. Mari kita bersama-sama berdoa agar badai COVID-19 segera berlalu," ucap mantan Menteri Sosial itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020