Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengupayakan restrukturisasi kredit khususnya bagi para pengusaha kecil dan menengah atau pelaku UKM yang penghasilan usahanya merosot drastis akibat pandemi virus corona (COVID-19).

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menekankan agar pelaku ekonomi kecil tidak kehilangan kelangsungan hidupnya.

"Untuk itu kami tadi pagi menggelar rapat koordinasi virtual dengan seluruh bupati dan wali kota, dengan mengundang narasumber dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, serta Perbendaharaan Negara wilayah Jawa Timur," katanya saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam.

Menurut Emil, rapat koordinasi virtual tersebut fokus menelaah restrukturisasi kredit seperti apa yang bisa segera dilakukan.

"Total aset kita hitung, total pinjaman sebulan bisa dikucurkan Rp10 triliun. Juga ada kredit dana bergulir dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kami mengupayakan regulasinya agar kredit bisa direstrukturisasi tepat sasaran dan itu nanti tergantung bank-nya juga," ujarnya.

Emil menandaskan, 30 persen perekonomian Jawa Timur bergantung pada sektor industri. Dia berharap pabrik-pabrik yang mempekerjakan 800 ribu lebih karyawan tetap bisa beroperasi di tengah mewabahnya COVID-19.

"Kami tadi mengkaji untuk pelaku ekonomi menengah saat ini sedang kesulitan bahan baku. Untuk mengatasinya, Disperindag sedang mengupayakan substitusi bahan baku," ucapnya. 

Pemerintah Provinsi Jawa Timur, lanjut dia, saat ini juga sedang mengupayakan pemasaran jalur alternatif.

Emil mencontohkan, masyarakat di tengah pandemi COVID-19 sudah tidak pergi ke mal. Padahal pelaku usaha biasanya menjual produknya di mal dan tempat-tempat wisata.

"Akomodssi makanan dan minuman saat ini juga sulit karena biasanya bergantung pada pariwisata," ujarnya.

Selain itu, masyarakat yang biasanya membeli bahan-bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional, saat ini lebih memilih menunggu pedagang yang mengendari sepeda motor masuk ke kampung-kampung.  

"Sejak diterapkan kerja di rumah sebagai dampak dari pandemi COVID-19, sedang diupayakan pemasaran jalur alternatif, salah satunya lewat 'online' atau daring," katanya. (*)
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020