Presiden Joko Widodo menjelaskan perihal penggunaan klorokuin, obat yang biasa digunakan untuk penderita malaria, untuk pengobatan pasien COVID-19.
"Yang pertama yang saya sampaikan bahwa klorokuin ini adalah bukan obat first line (lini pertama), tapi second line (lini kedua), karena memang obat COVID-19 ini belum ada dan juga belum ada antivirusnya," kata Presiden usai meninjau penyiapan Wisma Altet Kemayoran menjadi Rumah Sakit Darurat COVID-19, di Jakarta, Senin.
Baca juga: Obat klorokuin bukan untuk mencegah COVID-19
Presiden mengatakan bahwa badan usaha milik negara Kimia Farma memproduksi klorokuin. Obat itu digunakan untuk pasien COVID-19 di beberapa negara dan menurut pengalaman beberapa negara pasien COVID-19 yang diberi obat itu sembuh atau membaik kondisinya.
"Obat ini bukan obat bebas jadi penggunaannya harus melalui resep dokter," kata Presiden.
Ia mengatakan, pemerintah sudah memiliki stok tiga juta klorokuin. Dokter di rumah sakit bisa memberikan obat itu kepada pasien COVID-19 jika menilai obat itu bisa digunakan.
Saat meninjau Wisma Atlet di Kemayoran, Presiden menjelaskan bahwa sarana itu secara keseluruhan bisa menampung 24.000 orang. Pemerintah menyiapkan fasilitas untuk menangani 3.000 pasien di Wisma Atlet.
Menurut Presiden, Wisma Atlet mulai Senin sore sudah bisa difungsikan sebagai rumah sakit darurat. Namun dia berharap rumah sakit-rumah sakit yang ada masih bisa menangani pasien COVID-19 dan rumah sakit darurat itu tidak sampai digunakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020