Menteri BUMN Erick Thohir ingin memastikan dividen perusahaan BUMN meningkat agar sewaktu-waktu dapat melakukan pembelian kembali atau buyback saham.

"Mengenai buyback, ini penting dan selalu saya bilang, saya ingin memastikan dividen perusahaan-perusahaan BUMN yang besar terus dipastikan dan bahkan meningkat," ujar Erick Thohir di Tangerang, Banten, Rabu

Erick mengatakan bahwa tujuan peningkatan dividen tersebut adalah agar pemegang saham sama dividennya konsisten sehingga dia akan kembali atau terus membeli saham perusahaan BUMN tersebut.

"Ini juga kami melawan pihak-pihak yang menggoreng saham atau saham kurang baik, sehingga edukasi masyarakat harus ditingkatkan," katanya.
 

Menurut Menteri BUMN tersebut, upaya buyback oleh 12 BUMN dilakukan untuk meminimalisir atau meredam, khususnya jika asing melakukan pelepasan saham atau sell off, mengingat tidak bisa Kementerian BUMN yang melakukan semua hal.

"Kalau asing tidak percaya sama Indonesia, kita harus lakukan sendiri seperti minyak kelapa sawit. Ketika mereka tidak percaya, kita buat B30, kita negara besar jadi tidak perlu khawatirr, tetapi kita tidak boleh anti kepada pihak asing. Indonesia harus bergerak, kalau asing tidak percaya dengan pasar Indonesia, kita yang melakukan atau kerjakan," katanya.

Sebelumnya Kementerian BUMN telah melakukan koordinasi dengan 12 BUMN untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham.
 

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa rencana pembelian kembali saham tersebut terdiri dari sektor perbankan yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, kemudian sektor konstruksi Wika, PP, Adhi Karya, Jasa Marga, Waskita, lalu sektor pertambangan yakni Antam, PT Bukit Asam dan PT Timah.

Terkait alasan pembelian kembali saham 12 BUMN, Arya menyampaikan karena IHSG BEI sedang anjlok. (*)

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020