Pakar ekonomi Rizal Ramli memaparkan sejumlah tantangan berat bagi siapapun yang nantinya ditunjuk sebagai kepala otorita ibu kota negara baru oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Karena memang tidak mudah memindahkan serta mengembangkan ibu kota negara ke daerah yang berjarak lebih dari 150 kilometer dari lokasi yang lama," kata Rizal Ramli kepada wartawan di Surabaya, Minggu.

Presiden Jojowi telah menunjuk kawasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan ibu kota negara baru. Jaraknya mencapai 2.000 kilometer dari Jakarta.

Rizal Ramli mengungkapkan, pengalaman di sejumlah negara yang dinyatakan terbukti gagal memindahkan ibu kota karena lokasinya terlalu jauh dari lokasi yang lama.

"Jangan sampai pembangunan ibu kota negara baru ini pada akhirnya hanya menjadi simbol atau monumen belaka," ucap Menteri Ekonomi di era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Rizal yang sempat menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Jokowi mencontohkan negara tetangga Malaysia berhasil memindahkan ibu kotanya ke Putra Jaya, karena hanya berjarak sekitar 60 kilometer dari lokasi lama, Kuala Lumpur.

"Banyak negara lainnya gagal memindahkan ibu kotanya karena terlalu jauh dari lokasi lama. Contohnya India yang pernah mencoba pindah dari Old Delhi ke utara berjarak ratusan kilometer. Meski lokasinya lebih bagus karena dekat Himalaya, tapi setelah dibangun tidak ada yang memanfaatkannya," tuturnya.

India kemudian membangun ibu kota negara baru lagi di New Delhi yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Old Delhi yang akhirnya berhasil digunakan sampai sekarang.

"Contoh lain, ibu kota negara baru Brazil di Brasilian City berjarak sekitar 500 kilometer dari lokasi lama. Sampai sekarang cuma jadi monumen doang karena pejabat dan pengusaha maunya tetap ketemu di Sao Paulo," ujarnya.

Pemerintah Indonesia, lanjut dia, seharusnya belajar dari pengalaman negara lain terkait rencana pemindahan ibu kota negara.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok belakangan disebut sebagai kandidat yang akan ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kepala Otorita Ibu Kota Negara Baru.

Bagi Rizal Ramli, tidak perlu diributkan siapa nanti yang ditunjuk menjadi kepala otorita ibu kota negara baru.

"Tidak penting membicarakan siapa yang akan menjadi kepala proyek ibu kota baru nanti. Kenapa enggak penting, karena seandainya ada presiden baru yang akan datang tiba-tiba memutuskan mau balik ke Jakarta sebagai ibu kotanya, jadi ribet, kan? Jadi ngapain kita ribut ngurusin siapa yang pimpin ibu kota baru,” katanya.

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020