Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa inflasi sebesar 0,28 persen yang terjadi di Kota Malang pada Februari 2020, dipicu adanya kenaikan harga komoditas bawang putih.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan pada Februari 2020, harga bawang putih di Kota Malang, Jawa Timur, tercatat mengalami kenaikan sebesar 36,15 persen jika dibandingkan dengan harga pada bulan sebelumnya.

"Dengan kenaikan tersebut, memberikan andil 0,07 persen terhadap inflasi Februari 2020," kata Sunaryo, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.

Sunaryo menjelaskan, kenaikan harga bawang putih tersebut, salah satunya disebabkan berkurangnya pasokan komoditas itu di dalam negeri. Komoditas bawang putih di Indonesia mayoritas dipasok dari China.

Sebagai catatan, Kementerian Pertanian mengakui bahwa stok bawang putih dalam negeri kian menipis. Pada akhir Februari 2020, dari total stok sebelumnya yang sebanyak 120 ribu ton, turun menjadi 70 ribu ton.

"Bawang putih ini sangat tergantung dari pasokan luar negeri, itu yang kami amati," kata Sunaryo.

Selain komoditas bawang putih, inflasi di Kota Malang juga didorong adanya kenaikan komoditas emas perhiasan sebesar 5,59 persen, cabai merah 21,11 persen, iuran bulanan Rukun Tetangga (RT) sebesar 3,93 persen, dan kenaikan rokok putih sebesar 4,23 persen.

Sementara untuk komoditas penghambat inflasi, diantaranya adalah penurunan harga cabai rawit sebesar 18,80 persen, bawang merah 7,31 persen, daging ayam ras 0,77 persen, pelembab tubuh dan tangan turun sebesar 3,74 persen.

Khusus untuk bawang putih, pemerintah telah menerbitkan izin importasi komoditas tersebut sebanyak 103 ribu ton, yang berasal dari China untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Stok yang ada saat ini, diperkirakan hanya cukup hingga pertengahan Maret 2020.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020