Juru bicara Presiden bidang sosial Angkie Yudistia mengatakan pemerintah telah mulai mengobservasi 188 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari kapal pesiar Dream World di Hong Kong ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"Alhamdulillah, saudara-saudara kita telah tiba di Indonesia. Kita ketahui bersama ada 188 warga negara Indonesia (WNI) dari kapal pesiar World Dream berhasil dievakuasi dan saat ini tengah menjalani masa observasi di Pulau Sebaru," ujar Angkie dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Angkie menyampaikan proses observasi terhadap 188 WNI asal kapal pesiar World Dream akan berjalan selama 14 hari kedepan. Observasi dilakukan layaknya diterapkan terhadap WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, yang sebelumnya menjalani karantina di Pulai Natuna.
"Namun, ada beberapa peningkatan dari sisi fasilitas dan prosedur penanganan yang ketat. Semua sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia, WHO," ucap Angkie menjelaskan.
Hingga saat ini, seluruh WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar World Dream dinyatakan negatif terjangkit virus corona atau COVID-19. Namun, proses observasi wajib dilakukan untuk memastikan saat WNI pulang ke keluarga masing-masing dinyatakan dalam kondisi sehat dan tidak menimbulkan potensi penyebaran virus.
Pemerintah juga memastikan akan memulangkan 68 WNI dari kapal pesiar Diamond Princess asal Yokohama, Jepang.
Proses evakuasi WNI di kapal Diamond Princess juga mengikuti protokol kesehatan pihak Jepang. Mereka rencananya akan diangkut dengan pesawat berbadan besar sehingga tidak melakukan transit terlebih dahulu.
Sesampainya di Indonesia, 68 WNI asal Kapal Diamond Princess akan menjalani karantina di Pulau Sebaru, sama dengan WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar Dream World.
"Nanti ada pemisahan atau pembagian blok bagi warga yang berasal dari kapal pesiar Dream World dan Diamond Princess," ujar Angkie.
Adapun masa karantina atau observasi terhadap 68 WNI asal Kapal Diamond Princess akan berjalan dua kali lebih lama, atau sekitar 28 hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan para WNI tersebut benar-benar sehat saat meninggalkan tempat karantina.
Selain itu, juga disebabkan adanya kejadian salah seorang warga Amerika Serikat yang merupakan penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dinyatakan negatif terjangkit virus, namun menjadi positif COVID-19 setelah hari ke-21.
Sementara itu 9 WNI yang berada didalam kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan positif corona virus, dan tengah menjalani perawatan intensif oleh pemerintah Jepang.
Angkie menyampaikan Indonesia, melalui KBRI terus memantau perkembangan dan memastikan penanganan kepada WNI dilaksanakan sebaik-sebaiknya.
"Pemerintah benar-benar memerhatikan keamanan, keselamatan, dan kesehatan para saudara kita baik yang berasal dari Diamond Princess maupun Dream World. Lebih luas lagi, memastikan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ini tanggung jawab Negara untuk melindungi warganya," tutur Angkie.
Proses evakuasi maupun observasi dilakukan melalui koordinasi Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang menyertakan kementerian teknis dibawahnya serta mendapat dukungan penuh dari TNI-AL, BNPB, dan kelembagaan lainnya.
"Mohon doanya, agar operasi kemanusiaan ini bisa terselesaikan dengan akhir yang melegakan kita semua. Setiap langkah taktis dilakukan secara terukur dan strategis. Ini semata-mata merupakan upaya untuk menjamin rasa aman bagi para warga, baik saudara-saudara kita yang menjalani masa karantina maupun masyarakat umum. Kita lakukan secara optimal dan dengan usaha maksimal," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Alhamdulillah, saudara-saudara kita telah tiba di Indonesia. Kita ketahui bersama ada 188 warga negara Indonesia (WNI) dari kapal pesiar World Dream berhasil dievakuasi dan saat ini tengah menjalani masa observasi di Pulau Sebaru," ujar Angkie dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Angkie menyampaikan proses observasi terhadap 188 WNI asal kapal pesiar World Dream akan berjalan selama 14 hari kedepan. Observasi dilakukan layaknya diterapkan terhadap WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, yang sebelumnya menjalani karantina di Pulai Natuna.
"Namun, ada beberapa peningkatan dari sisi fasilitas dan prosedur penanganan yang ketat. Semua sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia, WHO," ucap Angkie menjelaskan.
Hingga saat ini, seluruh WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar World Dream dinyatakan negatif terjangkit virus corona atau COVID-19. Namun, proses observasi wajib dilakukan untuk memastikan saat WNI pulang ke keluarga masing-masing dinyatakan dalam kondisi sehat dan tidak menimbulkan potensi penyebaran virus.
Pemerintah juga memastikan akan memulangkan 68 WNI dari kapal pesiar Diamond Princess asal Yokohama, Jepang.
Proses evakuasi WNI di kapal Diamond Princess juga mengikuti protokol kesehatan pihak Jepang. Mereka rencananya akan diangkut dengan pesawat berbadan besar sehingga tidak melakukan transit terlebih dahulu.
Sesampainya di Indonesia, 68 WNI asal Kapal Diamond Princess akan menjalani karantina di Pulau Sebaru, sama dengan WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar Dream World.
"Nanti ada pemisahan atau pembagian blok bagi warga yang berasal dari kapal pesiar Dream World dan Diamond Princess," ujar Angkie.
Adapun masa karantina atau observasi terhadap 68 WNI asal Kapal Diamond Princess akan berjalan dua kali lebih lama, atau sekitar 28 hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan para WNI tersebut benar-benar sehat saat meninggalkan tempat karantina.
Selain itu, juga disebabkan adanya kejadian salah seorang warga Amerika Serikat yang merupakan penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dinyatakan negatif terjangkit virus, namun menjadi positif COVID-19 setelah hari ke-21.
Sementara itu 9 WNI yang berada didalam kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan positif corona virus, dan tengah menjalani perawatan intensif oleh pemerintah Jepang.
Angkie menyampaikan Indonesia, melalui KBRI terus memantau perkembangan dan memastikan penanganan kepada WNI dilaksanakan sebaik-sebaiknya.
"Pemerintah benar-benar memerhatikan keamanan, keselamatan, dan kesehatan para saudara kita baik yang berasal dari Diamond Princess maupun Dream World. Lebih luas lagi, memastikan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ini tanggung jawab Negara untuk melindungi warganya," tutur Angkie.
Proses evakuasi maupun observasi dilakukan melalui koordinasi Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang menyertakan kementerian teknis dibawahnya serta mendapat dukungan penuh dari TNI-AL, BNPB, dan kelembagaan lainnya.
"Mohon doanya, agar operasi kemanusiaan ini bisa terselesaikan dengan akhir yang melegakan kita semua. Setiap langkah taktis dilakukan secara terukur dan strategis. Ini semata-mata merupakan upaya untuk menjamin rasa aman bagi para warga, baik saudara-saudara kita yang menjalani masa karantina maupun masyarakat umum. Kita lakukan secara optimal dan dengan usaha maksimal," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020