Ekonom senior yang siap menapaki karir baru sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu punya cara tersendiri untuk menghadapi kritikan pedas yang tidak jarang dialamatkan langsung ke pribadinya.

“Karena saya pernah jadi peneliti, jika kita melakukan penelitian sudah pasti ada pro dan kontra, dan kita sudah terbiasa dalam konteks menyusun kebijakan, paling baik ada pro dan kontranya, saya sudah cukup terbiasa mendengar dua sisi dari aspek kebijakan,” kata Mantan Menteri Perdagangan itu saat media visit ke Redaksi Kantor Berita Antara Jakarta, Selasa.

Mari yang lahir pada 23 Oktober 1956 itu mengatakan punya pengalaman langsung sebagai pengambil kebijakan.



Bahkan saat pekan kedua menjabat sebagai Menteri Perdagangan, ia pernah menginisiasi pertemuan dengan seluruh mantan Menteri Perdagangan/Perindustrian.

“Salah satu tamu saya Pak Hartarto (Sastrosoenarto), senior. Dia datang ke saya, kamu ya yang dulu sering kritik-kritik sekarang kamu harus menghadapi kritik-kritik, siap ya,” kata Mari mengisahkan.

Hartarto, lanjut Mari, dengan suaranya yang berat mencoba mengingatkan hal itu dan Mari sangat sulit untuk lupa.



“Saya masih ingat itu dan saya menghadapi dan kebetulan saya juga relatif terbiasa dengan media, tapi banyak juga kritik bukan dari media, melainkan dari LSM, dari DPR apalagi,” katanya.

Maka ia pun menemukan cara khusus untuk menghadapi kritikan itu dan menjadikannya sebagai bahan untuk memperbaiki langkahnya.

“Kita harus menghadapinya dengan mendengar, dicatat, kita tidak membantah tapi mendengar dan berusaha untuk okay ini concern atau hanya ingin berteriak saja. Kalau concern kita harus masukan dalam perhitungan saat menyusun kebijakan,” kata putri ekonom ternama J. Panglaykim itu. (*)
 

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020