Sejumlah petani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berhasil mengembangkan buah bengkuang berukuran jumbo dengan berat hingga 5 kilogram per buah, yang diperoleh dari hasil eksperimen.
Suyarno, petani bengkuang asal Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, mengemukakan buah bengkuang tersebut diberi nama Luk Songo Super (LSS), hasil eksperimen petani selama dua tahun.
"Ini hasil eksperimen dua tahun lalu dan baru dikembangkan setahun ini. Jadi, kini mulai dikembangkan petani di Kabupaten Kediri," kata Suyarno di Kediri, Senin.
Ia mengaku, selama ini petani kesulitan mendapatkan bibit bengkuang dengan kualitas baik, padahal sudah cukup lama menjadi petani bengkuang, yakni sekitar 10 tahun. Selama ini, bibit bengkuang diperoleh dari pemborong, namun produksinya kurang optimal.
Karena sulit menemukan bibit dengan kualitas bagus di pasaran, ia berinisiatif menangkar dan mengembangkan bibit yang ada. Caranya, dengan mencari bibit yang umbinya paling besar.
Dari tanaman dengan umbi yang paling besar, dirinya mencoba menanamnya. Supaya umbi juga tumbuh dengan lebih baik, ia juga merawat dengan rutin memangkas daun yang terlalu lebat dengan harapan umbi bisa tumbuh dengan lebih baik.
"Saya mencoba rutin memangkas daun yang terlalu lebat dengan harapan umbi bengkuang tumbuh besar. Kemudian dari bibit tersebut kembali dipilih tanaman yang umbinya juga paling besar dan dijadikan benih unggulan," kata dia.
Dari hasil uji coba tersebut, akhirnya berhasil mendapatkan bibit yang terbaik, bahkan ukuran jumbo. Beratnya sekitar 5 kilogram per buah dan buah ini diberi nama Bengkuang Luk Songo Super (LSS).
Menurut dia, dengan produksi bibit sebelumnya dalam 1 hektare hanya mampu menghasilkan bengkuang 3-4 ton, namun dengan bibit LSS tersebut, petani mampu memroduksi antara 6-10 ton per hektare.
Dengan LSS, selain jumlah produksi yang lebih bagus, dalam setahun ternyata dirinya bisa tanam antara 2-3 kali. Sedangkan jika dengan bibit yang sebelumnya, dalam setahun hanya bisa tanam antara 1-2 kali saja. Harga jual bengkuang dengan bibit LSS tersebut juga lebih baik, yakni Rp2.500 per kilogram, dari sebelumnya hanya Rp800 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Arahayu Setya Adi mengatakan pihaknya rutin melakukan observasi.
"Kami rutin melakukan observasi. Jika ukuran buah bengkuang LSS konsisten dan tidak dimiliki oleh petani bengkuang di daerah lain, kami akan bantu untuk sertifikasi," kata dia.
Ia mengatakan, dinas juga akan komunikasi dengan kementerian terkait dan didaftarkan untuk mendapatkan hak paten. Petani akan diberikan edukasi agar produksi mereka juga lebih optimal. Saat ini, jenis bengkuang LSS sudah dibudidayakan oleh petani di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Ada sekitar 10 petani yang sudah melakukan budi daya tanaman ini.
Selain di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, petani bengkuang lainnya di kabupaten ini juga tersebar di Kecamatan Kayen Kidul dan Papar dengan luasan tanaman lebih dari 30 hektare. Hasil produksi dipasarkan ke sejumlah daerah baik di Bali, Malang, Surabaya, dan kota lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Suyarno, petani bengkuang asal Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, mengemukakan buah bengkuang tersebut diberi nama Luk Songo Super (LSS), hasil eksperimen petani selama dua tahun.
"Ini hasil eksperimen dua tahun lalu dan baru dikembangkan setahun ini. Jadi, kini mulai dikembangkan petani di Kabupaten Kediri," kata Suyarno di Kediri, Senin.
Ia mengaku, selama ini petani kesulitan mendapatkan bibit bengkuang dengan kualitas baik, padahal sudah cukup lama menjadi petani bengkuang, yakni sekitar 10 tahun. Selama ini, bibit bengkuang diperoleh dari pemborong, namun produksinya kurang optimal.
Karena sulit menemukan bibit dengan kualitas bagus di pasaran, ia berinisiatif menangkar dan mengembangkan bibit yang ada. Caranya, dengan mencari bibit yang umbinya paling besar.
Dari tanaman dengan umbi yang paling besar, dirinya mencoba menanamnya. Supaya umbi juga tumbuh dengan lebih baik, ia juga merawat dengan rutin memangkas daun yang terlalu lebat dengan harapan umbi bisa tumbuh dengan lebih baik.
"Saya mencoba rutin memangkas daun yang terlalu lebat dengan harapan umbi bengkuang tumbuh besar. Kemudian dari bibit tersebut kembali dipilih tanaman yang umbinya juga paling besar dan dijadikan benih unggulan," kata dia.
Dari hasil uji coba tersebut, akhirnya berhasil mendapatkan bibit yang terbaik, bahkan ukuran jumbo. Beratnya sekitar 5 kilogram per buah dan buah ini diberi nama Bengkuang Luk Songo Super (LSS).
Menurut dia, dengan produksi bibit sebelumnya dalam 1 hektare hanya mampu menghasilkan bengkuang 3-4 ton, namun dengan bibit LSS tersebut, petani mampu memroduksi antara 6-10 ton per hektare.
Dengan LSS, selain jumlah produksi yang lebih bagus, dalam setahun ternyata dirinya bisa tanam antara 2-3 kali. Sedangkan jika dengan bibit yang sebelumnya, dalam setahun hanya bisa tanam antara 1-2 kali saja. Harga jual bengkuang dengan bibit LSS tersebut juga lebih baik, yakni Rp2.500 per kilogram, dari sebelumnya hanya Rp800 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Arahayu Setya Adi mengatakan pihaknya rutin melakukan observasi.
"Kami rutin melakukan observasi. Jika ukuran buah bengkuang LSS konsisten dan tidak dimiliki oleh petani bengkuang di daerah lain, kami akan bantu untuk sertifikasi," kata dia.
Ia mengatakan, dinas juga akan komunikasi dengan kementerian terkait dan didaftarkan untuk mendapatkan hak paten. Petani akan diberikan edukasi agar produksi mereka juga lebih optimal. Saat ini, jenis bengkuang LSS sudah dibudidayakan oleh petani di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Ada sekitar 10 petani yang sudah melakukan budi daya tanaman ini.
Selain di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, petani bengkuang lainnya di kabupaten ini juga tersebar di Kecamatan Kayen Kidul dan Papar dengan luasan tanaman lebih dari 30 hektare. Hasil produksi dipasarkan ke sejumlah daerah baik di Bali, Malang, Surabaya, dan kota lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020