Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya Dr Joni Wahyuhadi memastikan seorang warga negara China yang dirawat di rumah sakit tersebut belum memenuhi persangkaan suspect atau terduga virus corona.
"Mulai kemarin (datang) sampai pagi ini status pasien belum memenuhi untuk suspect. Gejala-gejalanya belum memenuhi persangkaan suspect virus corona," ujar Joni saat jumpa pers di Surabaya, Senin.
Meski belum memenuhi suspect virus corona, RSUD Dr Soetomo tetap memasukkan WN China tersebut ke ruang isolasi khusus sebagai langkah antisipasi.
"Dimasukkan ke ruang isolasi khusus, tujuannya untuk close observation dan pemeriksaan lanjutan apakah statusnya ke arah suspect. Hari ini dikirim ke laboratorium," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging (Pinere) RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Darsono, menjelaskan bahwa pasien asal China belum memenuhi kategori suspect virus corona setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan sesuai yang dicanangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Setelah kami evaluasi dan kami sesuaikan dengan kriteria-kriteria yang sudah dicanangkan oleh WHO, memang belum bisa dimasukkan sebagai kategori suspect," ujarnya.
Namun, penanganan pasien tetap dilakukan serius dengan opname seperti pasien-pasien umum lainnya. Kebetulan pasien ini juga berasal dari China, sehingga tim dokter melakukan kewaspadaan.
Menurut Darsono, penanganan hampir sama dengan pasien bronchitis akut. Hanya saja, ada pemeriksaan tambahan untuk kewaspadaan suspect virus corona, seperti pemeriksaan swab atau pemeriksaan dahak yang diperlukan untuk mendiagnostik pasien.
"Seperti pasien-pasien diagnosa bronchistis, tapi untuk kewaspadaan kami melakukan serangkaian pemeriksaan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan suatu infeksi karena virus," katanya.
Hasil pemeriksaan swab atau pemeriksaan dahak ini bisa keluar paling cepat tiga hari ke dapan.
"Selama menunggu hasil periksaan, penanganan terapi pasien ini diperlakukan seperti pasien bronchistis akut. Semoga tidak ditemukan pneumonia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020