Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, berencana membatasi penanaman padi guna mencegah timbulnya hama tikus yang hingga kini sulit dibasmi.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dispertan Kabupaten Madiun Sumanto mengatakan pembatasan tersebut dilakukan dengan mengurangi penanaman padi dari sebelumnya tiga menjadi dua kali dalam setahun.

"Rencananya, pemangkasan akan dilakukan pada masa tanam kedua musim kemarau, antara bulan Juli sampai Oktober," ujar Suanto kepada wartawan di Madiun, Senin.

Baca juga: Tikus serang 100 hektare lahan padi di Madiun

Menurut dia, sejumlah wilayah endemis hama tikus telah dipetakan. Pembatasan penanaman padi itu rencananya diberlakukan di enam kecamatan endemis tersebut, yakni Kecamatan Sawahan, Madiun, Balerejo, Pilangkenceng, Saradan, dan Mejayan.

Pembatasan penanaman padi itu menyasar di lahan sawah dengan total seluas 200 hektare. Adapun, pembatasan tersebut bertujuan agar tikus tidak mudah berkembang biak karena minimnya ketersediaan pakannya.

"Intinya untuk mengurangi ketersediaan makanan tikus. Sebab, itu itu akan mudah berkembang biak jika ia merasa pakannya cukup. Sepasang tikus rata-rata bisa berkembang biak hingga 2.200 ekor dalam setahun," kata dia.

Baca juga: Hindari bahaya, Dinas Pertanian Ngawi larang petani gunakan jebakan tikus listrik

Lebih lanjut Sumanto menjelaskan, meski nantinya dilakukan pembatasan penanaman padi oleh petani, namun hal itu tidak akan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas padi Kabupaten Madiun.

Data Dispertan mencatat, produktivitas padi di Kabupaten Madiun mencapai 500 ribu ton lebih per tahun. Jika pembatasan diberlakukan di daerah endemis, maka diperkirakan akan menghilangkan 12.800 ton padi.

Jumlah tersebut, tidak akan mempengaruhi produksi padi dari total lahan seluas 92 ribu hektare.

"Saat ini kami melakukan pendekatan terhadap petani-petani untuk merealisasikan rencana itu. Diharapkan petani mendukung agar hama tikus dapat dikendalikan," katanya.

Baca juga: Bupati Madiun bersama petani "geropyokan" basmi tikus

Nantinya, setelah dilakukan pembatasan, petani akan diarahkan untuk menanam tanaman hortikultura yang tidak disukai tikus, seperti cabai, bawang merah, dan tembakau.

Ia menilai beralih ke tanaman hortikultura tersebut tidak akan membuat petani rugi. Malahan, model menanam seperti itu membuat struktur tanah menjadi lebih baik dan subur.

Saat ini hama tikus sedang menyerang sedikitnya 100 ha lahan sawah di tiga kecamatan wilayah Kabupaten Madiun.

Rinciannya, di Kecamatan Wonoasri seluas 16 hektare, Balerejo 30 hektare, dan Pilangkenceng 54 hektare. Hama tikus itu menyerang padi yang baru berumur 10 sampai 15 hari.

Jumlah lahan yang terserang itu dipastikan akan terus meluas karena tikus sulit dibasmi, baik secara obat maupun cara manual seperti "gropyokan".

Selain itu, setiap musim tanam, kondisi tersebut berulang, hingga membuat petani merugi karena harus melakukan penanaman lagi.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020