Kedutaan Besar RI di Beijing mengeluarkan imbauan kepada warga negara Indonesia di China untuk mewaspadai penyakit radang paru-paru (pneumonia) berat yang mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei, dan sampai saat ini belum diketahui penyebabnya.
Masyarakat Indonesia di wilayah China untuk memperhatikan hal-hal terkait pneumonia, demikian Bagian Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Beijing, Selasa (14/1).
KBRI mengingatkan WNI yang berada di Wuhan atau sedang melakukan perjalanan ke Wuhan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatannya dan segera melakukan konsultasi medis apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejala demam, batuk, dan sulit bernapas.
WNI juga diimbau tidak kontak dengan hewan hidup, termasuk unggas dan burung serta menghindari konsumsi daging mentah dan kurang matang.
Sebisa mungkin WNI menghindari berkunjung ke pasar ikan atau makanan hasil laut atau tempat penjualan hewan hidup.
"Menghindari interaksi dengan orang yang memiliki gejala demam, batuk, dan sukar bernapas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama dengan pneumonia. Selalu menjaga kesehatan, seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker apabila sedang batuk dan pilek, dan menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin," demikian imbauan KBRI.
Wabah pneumonia berat pertama kali ditemukan di Ibu Kota Provinsi Hubei itu pada Minggu (5/1) lalu. Sebanyak 59 orang yang tinggal di sekitar pasar ikan di kota itu mengalami pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.
Dinas Kesehatan Kota Wuhan, Sabtu (11/1), memastikan satu orang penderita wabah tersebut meninggal dunia, sedangkan tujuh lainnya masih dalam kondisi kritis.
Diagnosis sementara menunjukkan bahwa 41 kasus pneumonia disebabkan oleh tipe baru coronavirus, demikian pernyataan Dinas Kesehatan Kota Wuhan.
Beberapa pasien kondisinya sudah stabil, bahkan sudah ada yang dipulangkan dari rumah sakit.
Dinkes Wuhan juga menyebutkan bahwa dari 739 orang yang kontak dengan pasien, sebanyak 419 di antaranya staf medis, telah ditempatkan di ruang observasi medik.
Sampai saat ini Kedutaan Besar RI di Beijing belum menerima laporan adanya warga negara Indonesia yang terjangkit virus misterius tersebut.
Di Provinsi Hubei terdapat 428 warga negara Indonesia yang seluruhnya berstatus mahasiswa. Sekitar 200 di antaranya tinggal di Wuhan dan kuliah di delapan kampus berbeda.
KBRI juga memastikan bahwa seorang WNI yang meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Beijing, Senin (13/1) malam, bukan karena wabah tersebut.
Bagi masyarakat Indonesia yang memerlukan bantuan kekonsuleran dapat menghubungi
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jalan Dongzhimenwai Dajie, Distrik Chaoyang, Beijing 100600, nomor telepon 001-86-(10) 6532 5489, faksimili 001-86-(10) 6532-5368, dan email: set.beijing.kbri@kemlu.go.id. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Masyarakat Indonesia di wilayah China untuk memperhatikan hal-hal terkait pneumonia, demikian Bagian Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Beijing, Selasa (14/1).
KBRI mengingatkan WNI yang berada di Wuhan atau sedang melakukan perjalanan ke Wuhan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatannya dan segera melakukan konsultasi medis apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejala demam, batuk, dan sulit bernapas.
WNI juga diimbau tidak kontak dengan hewan hidup, termasuk unggas dan burung serta menghindari konsumsi daging mentah dan kurang matang.
Sebisa mungkin WNI menghindari berkunjung ke pasar ikan atau makanan hasil laut atau tempat penjualan hewan hidup.
"Menghindari interaksi dengan orang yang memiliki gejala demam, batuk, dan sukar bernapas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama dengan pneumonia. Selalu menjaga kesehatan, seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker apabila sedang batuk dan pilek, dan menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin," demikian imbauan KBRI.
Wabah pneumonia berat pertama kali ditemukan di Ibu Kota Provinsi Hubei itu pada Minggu (5/1) lalu. Sebanyak 59 orang yang tinggal di sekitar pasar ikan di kota itu mengalami pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.
Dinas Kesehatan Kota Wuhan, Sabtu (11/1), memastikan satu orang penderita wabah tersebut meninggal dunia, sedangkan tujuh lainnya masih dalam kondisi kritis.
Diagnosis sementara menunjukkan bahwa 41 kasus pneumonia disebabkan oleh tipe baru coronavirus, demikian pernyataan Dinas Kesehatan Kota Wuhan.
Beberapa pasien kondisinya sudah stabil, bahkan sudah ada yang dipulangkan dari rumah sakit.
Dinkes Wuhan juga menyebutkan bahwa dari 739 orang yang kontak dengan pasien, sebanyak 419 di antaranya staf medis, telah ditempatkan di ruang observasi medik.
Sampai saat ini Kedutaan Besar RI di Beijing belum menerima laporan adanya warga negara Indonesia yang terjangkit virus misterius tersebut.
Di Provinsi Hubei terdapat 428 warga negara Indonesia yang seluruhnya berstatus mahasiswa. Sekitar 200 di antaranya tinggal di Wuhan dan kuliah di delapan kampus berbeda.
KBRI juga memastikan bahwa seorang WNI yang meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Beijing, Senin (13/1) malam, bukan karena wabah tersebut.
Bagi masyarakat Indonesia yang memerlukan bantuan kekonsuleran dapat menghubungi
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jalan Dongzhimenwai Dajie, Distrik Chaoyang, Beijing 100600, nomor telepon 001-86-(10) 6532 5489, faksimili 001-86-(10) 6532-5368, dan email: set.beijing.kbri@kemlu.go.id. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020