Festival Balap Gethek atau lomba balap perahu rakit di Sungai Kalibaru, Desa Karagdoro, Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan cara mengajak seluruh warga menjaga kebersihan sungai.
"Event ini digelar sebagai cara agar orang-orang tetap menjaga kebersihan sungai," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menyapa warga lewat layanan facetime, Jumat.
Kesadaran untuk memanfaatkan sungai sebagai destinasi wisata, menurut Anas, harus disertai dengan penjagaan akan kebersihan.
"Dengan menjadikan sungai sebagai wahana wisata seperti ini, mau tidak mau harus juga menjaga kebersihannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Sunaryo mengatakan bahwa tahun-tahun sebelumnya lomba balap perahu rakit menggunakan batang pohon pisang.
"Selama tiga hari ke depan ada 64 gethek yang bakal ikut lomba. Satu gethek diikuti oleh 3-5 orang yang mengemudi dan mendayung. Mereka akan berlomba menjadi yang tercepat dengan mendayung perahu rakitnya sejauh 500 meter menuju finis," katanya.
Asisten Administrasi Umum Guntur Priambodo menambahkan, lomba balap perahu rakit tersebut mengapresiasi inisiatif warga yang menggelar acara itu.
"Ini bisa menjadi sarana mengeratkan kerukunan warga. Bukan tidak mungkin atraksi ini masuk agenda Banyuwangi Festival ke depan," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa Sungai Kalibaru memiliki peranan penting, karena dari sungai tersebut mengairi sekitar 16 ribu hektare areal persawahan yang dilintasinya.
"Jadi, kebersihan sungai ini harus dijaga. Karena sungai tersebut menopang ribuan hektare sawah," katanya.
Ratusan warga memadati lokasi start balap gethek yang mengambil titik start di Jembatan Blokagung, warga tampak berdiri di lintasan balap, warga pun menyemangati jagoannya hingga di titik finis di perbatasan Desa Karangmulyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Event ini digelar sebagai cara agar orang-orang tetap menjaga kebersihan sungai," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menyapa warga lewat layanan facetime, Jumat.
Kesadaran untuk memanfaatkan sungai sebagai destinasi wisata, menurut Anas, harus disertai dengan penjagaan akan kebersihan.
"Dengan menjadikan sungai sebagai wahana wisata seperti ini, mau tidak mau harus juga menjaga kebersihannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Sunaryo mengatakan bahwa tahun-tahun sebelumnya lomba balap perahu rakit menggunakan batang pohon pisang.
"Selama tiga hari ke depan ada 64 gethek yang bakal ikut lomba. Satu gethek diikuti oleh 3-5 orang yang mengemudi dan mendayung. Mereka akan berlomba menjadi yang tercepat dengan mendayung perahu rakitnya sejauh 500 meter menuju finis," katanya.
Asisten Administrasi Umum Guntur Priambodo menambahkan, lomba balap perahu rakit tersebut mengapresiasi inisiatif warga yang menggelar acara itu.
"Ini bisa menjadi sarana mengeratkan kerukunan warga. Bukan tidak mungkin atraksi ini masuk agenda Banyuwangi Festival ke depan," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa Sungai Kalibaru memiliki peranan penting, karena dari sungai tersebut mengairi sekitar 16 ribu hektare areal persawahan yang dilintasinya.
"Jadi, kebersihan sungai ini harus dijaga. Karena sungai tersebut menopang ribuan hektare sawah," katanya.
Ratusan warga memadati lokasi start balap gethek yang mengambil titik start di Jembatan Blokagung, warga tampak berdiri di lintasan balap, warga pun menyemangati jagoannya hingga di titik finis di perbatasan Desa Karangmulyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019