Perusahaan gas industri, PT Aneka Gas Industri, Tbk (AGII) menggelar paparan publik di Surabaya, Kamis, Kegiatan itu untuk memaparkan kinerja perseroan hingga sembiIan bulan tahun 2019, beserta proyeksi kinerja tahun 2020.

"Secara fundamental kondisi AGII saat ini tetap solid dan kami percaya dan yakin bahwa melalui usaha yang konsisten, PT Aneka Gas Industri dapat mencapai kinerja yang Iebih baik di tahun mendatang," kata Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, Rachmat Harsono.

Rachmat menjelaskan bahwa saat ini AGII mengelola 44 pabrik dan 104 stasiun pengisian gas yang tersebar di 23 provinsi.

Ia memperkirakan untuk periode 2019 ini akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan antara 10 persen hingga 14 persen dibanding tahun lalu.

"Sampai dengan akhir triwulan ketiga 2019, perseroan membukukan kenaikan penjualan di atas 10 persen menjadi sebesar Rp1,6 triliun. Kenaikan tersebut sebagian besar berasal dari kenaikan rata-rata harga jual produk," ujar Rachmat Harsono.

Sementara pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), AGII sampai dengan triwulan ketiga 2019 mencatat kenaikan 4,7 persen pada level Rp508 miliar, sementara periode sama tahun lalu tercatat Rp485 miliar.

Rachmad Harsono mengungkapkan bahwa pertumbuhan positif tersebut dipicu oleh pertumbuhan di sektor other manufacture dan ritel, masing-masing menyumbang sebesar 6,3 persen dan 3,5 persen.

"Sektor-sektor ini memberikan kontribusi sebesar 44 persen dari pendapatan total AGII selama sembilan bulan tahun 2019, naik 35 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya," ucapnya.

Selain itu, PT Aneka Gas Industri juga telah menyelesaikan empat filing stations (stasiun pengisian gas) pada tahun ini, sehingga secara keseluruhan perusahaan mengelola 104 filing stations.

Terkait aspek profitabilitas, perseroan membukukan marjin laba kotor sebesar 44,91 persen, marjin laba usaha 18,63 persen dan marjin EBITDA sebesar 31,42 persen dari penghasilan bersih.

"Kami juga berhasil menjaga likuiditas perseroan dalam jangka pendek dengan rasio lancar di atas satu kali dalam beberapa tahun terakhir," ucapnya.

Adapun rasio solvabilitas perseroan berupa rasio utang dibandingkan equitas perusahaan (DER) adalah sebesar 1,15 kali, di mana angka tersebut masih jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan oleh perbankan.

"Hal ini menunjukkan AGII tetap berupaya untuk mempertahankan keseimbangan antara aset dan Iiabilitas usaha untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019