Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Abdullah Azwar Anas memaparkan strategi tak lazim (anti-mainstream) untuk mengembangkan daerah dalam forum evaluasi kinerja pelayanan publik yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Jumat, forum evaluasi kinerja pelayanan publik yang dihadiri Menpan-RB Tjahjo Kumolo dan lebih dari 400 perwakilan daerah se-Indonesia itu, Azwar Anas memaparkan pentingnya langkah terobosan bagi pemerintah daerah.

"Kita di daerah punya keterbatasan dana, SDM dan waktu. Maka harus berinovasi, bikin langkah anti-mainstream. Kalau tidak, ya pengembangan daerah bakal flat," ujar Bupati Banyuwangi itu.

Azwar Anas menyampaikan, sejumlah pelayanan publik anti-mainstream yang dikerjakan di Banyuwangi, di antaranya setiap dinas adalah Dinas Pariwisata, "Dari Kota Santet Menuju Kota Internet", "semakin terbawah semakin prioritas teratas", "semakin misteri semakin diminati", "semakin tersembunyi semakin dicari", hingga "rumah sakit bukan tempat orang sakit".

"Contoh langkah anti-mainstream adalah paradigma kita bahwa setiap dinas adalah dinas pariwisata adalah wujud dari tourism centered economy, ekonomi yang bersumbu pada pariwisata. Maka contohnya, sektor perindustrian bergerak ke pariwisata dengan mendorong pengembangan Museum Kereta Api saat PT INKA dalam proses membangun pabrik kereta terbesar se-ASEAN di Banyuwangi," katanya.

Mengenai pelayanan publik, Azwar Anas juga menekankan proses transformasi berdasarkan pendekatan "dari kota santet menuju kota internet".

Banyuwangi yang dulu dikenal dengan citra klenik, kini menuju daerah dengan pelayanan publik berbasis digital. Sebanyak 189 desa sudah tersambung jaringan serat optik untuk menunjang pelayanan publik.

"Di banyak desa sudah dikembangkan self service, di mana warga kampung saat mengurus dokumen tidak perlu bertemu petugas," ucapnya.

Azwar Anas juga memaparkan inovasi terbaru di Banyuwangi, yaitu One Student One Client, di mana satu mahasiswa jurusan kesehatan mendampingi satu ibu hamil. Para mahasiswa itu diajak mendampingi ibu hamil berisiko tinggi untuk memantau kesehatan dan asupan gizinya.

Azwar Anas mencontohkan, jurus kreatif lainnya seperti "semakin misteri semakin diminati" pada Taman Nasional Alas Purwo. Selain dikenal sebagai taman nasional yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia, Alas Purwo juga kaya akan kearifan lokal nilai-nilai leluhur.

"Berkat sejumlah kemasan, tingkat kunjungan ke Alas Purwo melonjak pesat, bahkan 2018 lalu dikunjungi lebih dari 211.000 orang," paparnya.

Beragam inovasi itulah, Kementerian Dalam Negeri selama dua tahun berturut-turut pada 2018 dan 2019 menempatkan Banyuwangi sebagai Kabupaten Terinovatif peringkat pertama dari kabupaten seluruh Indonesia.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019