Warga Kota maupun Pulau Ambon kembali mengungsi akibat gempa tektonik beruntun mengguncang yang diawali magnitudo 5,1 pada Selasa malam, pukul 19.10 WIT.

Antara yang melakukan pemantauan, Selasa malam, terlihat warga mengungsi dengan berjalan kaki, memanfaatkan sepeda motor maupun mobil, baik pribadi maupun angkot ke lokasi ketinggian.

Pengungsi bergegas ke tenda-tenda yang telah dibangun sebelumnya pascagempa magnitudo 6,5 pada 26 September 2019.

Ada juga yang mengungsi ke rumah sanak keluarga mereka pascagempa terlihat aktivitas lalu lintas pada ruas jalan tertentu macet.



Warga yang memiliki mobil berbagai jenis antre masuk ke kawasan perbukitan seperti Karang Panjang, Kudamati , Kayu Putih, Halong, Lateri dan Benteng Karang.

Plt Sekda Maluku, Kasrul Selang mengarahkan OPD teknis maupun berkoordinasi dengan berbagai komponen bangsa mengecek dampak gempa.

Catatan Antara, lima gempa bumi tektonik beruntun mengguncang wilayah pulau Ambon dan sekitarnya, Selasa malam yang membuat panik masyarakat.

Situs BMKG merilis , sebanyak lima kali gempa beruntun terjadi pada pukul 19.10.42 WIT dengan magnitudo 5,1.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3.49 LS dan 128.35 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 29 km arah timur Laut Kota Ambon, Maluku pada kedalaman 10 km.

Selang waktu delapan menit pukul 19.18.46 WIT gempa kembali mengguncang dengan magnitudo 3.3 dengan lokasi 3.56 LS -128.26 BT, tepatnya di 17 KM timur laut Ambon, 26 KM barat daya Kairatu -SBB pada kedalaman 10 KM.



Gempa ketiga dirasakan 12 menit selanjutnya dengan kekuatan 2.7 pada pukul 19.30.14 WIT, di lokasi 3.75 LS - 128.3 BT, pusat gempa berada di 19 KM timur laut Ambon dan 26 KM selatan Kairatu pada kedalaman 10 KM.

Selanjutnya pukul 19.52.12 WIT gempa dengan kekuatan 3.0 kembali mengguncang pada lokasi 20 KM timur laut Ambon dan 24 KM barat daya Kairatu, lokasi 3.53 LS-128.25 BT kedalaman 10 KM.

Gempa susulan selanjutnya dengan magnitudo 3.5 , pukul 19 20:01:43 WIT, Lokasi 3.58 LS-128.27 BT di 16 km timur laut Ambon, 28 km selatan Kairatu-SBB, kedalaman 10 KM.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike Slip ).

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisis BMKG, gempabumi ini masih merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempabumi susulan yang terjadi di Ambon.

Sejak 26 September 2019 telah tercatat aktivitas gempabumi susulan sebanyak 2.140 kejadian. (*)
 

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019