Pakar tumbuh kembang RSUD Dr Soetomo Surabaya, Dr Ahmad Suryawan mengungkapkan membiasakan anak-anak untuk beraktivitas fisik dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menangkal beragam penyakit.
Ditemui dalam acara "Pentingnya Aktivitas Fisik untuk Stimulus Daya Tahan Tubuh Anak Bersama STIMUNO" di Tunjungan Plaza, Surabaya, Sabtu, Ahmad Suryawan mengungkapkan, daya tahan tubuh merupakan salah satu pilar terpenting untuk membentuk tumbuh kembang anak dan perkembangan otak yang optimal.
Bila daya tahan tubuh anak mengalami gangguan maka akan mengancam proses tumbuh kembang dan perkembangan otaknya juga.
"Untuk mencapai daya tahan tubuh yang maksimal agar anak-anak bertumbuh sehat, salah satunya melalui aktivitas fisik dengan pola yang menyesuaikan umurnya. Tetapi secara umum, aktivitas fisik pada anak-anak usia 5-17 tahun, sebaiknya difokuskan pada tiga hal yakni aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang," katanya.
Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini menyontohkan, kegiatan aerobik adalah berlari, melompat-lompat, dan menari. Aktivitas aerobik ini dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi.
Sementara aktivitas untuk kekuatan otot ada pada permainan dengan menggunakan alat bermain, tarikmenarik, dan memanjat pohon. Sedangkan olahraga untuk kekuatan tulang biasanya berasal dari kegiatan tumbukan seperti berlari, Iompat tali, olahraga basket, dan tenis.
"Jika kita berbicara tentang pentingnya aktivitas fisik, anak-anak zaman sekarang sangat memerlukannya. Selaln karena pola hidup yang membuat anak malas bergerak, misalnya lebih banyak di depan TV atau bermain gadget, faktor polusi yang semakin meningkat membuat tubuh anak membutuhkan daya tahan tubuh yang lebih kuat dan prima," ujarnya.
Untuk mendorong anak menjalani aktivitas fisik yang optimal agar terjaga kesehatannya, dirinya juga menyarankan untuk menjadikannya sebagai gaya hidup.
"Sediakan banyak kegiatan menank yang merangsang aktivitas fisik anak, penyediaan taman bermain seperti banyak tersedia di Surabaya Itu sudah bagus. Bahkan untuk mengoptimalkannya, sekolah harus memasukkan dalam kurikulum tentang durasi dan frekuensi beraktivitas fisik," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ditemui dalam acara "Pentingnya Aktivitas Fisik untuk Stimulus Daya Tahan Tubuh Anak Bersama STIMUNO" di Tunjungan Plaza, Surabaya, Sabtu, Ahmad Suryawan mengungkapkan, daya tahan tubuh merupakan salah satu pilar terpenting untuk membentuk tumbuh kembang anak dan perkembangan otak yang optimal.
Bila daya tahan tubuh anak mengalami gangguan maka akan mengancam proses tumbuh kembang dan perkembangan otaknya juga.
"Untuk mencapai daya tahan tubuh yang maksimal agar anak-anak bertumbuh sehat, salah satunya melalui aktivitas fisik dengan pola yang menyesuaikan umurnya. Tetapi secara umum, aktivitas fisik pada anak-anak usia 5-17 tahun, sebaiknya difokuskan pada tiga hal yakni aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang," katanya.
Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini menyontohkan, kegiatan aerobik adalah berlari, melompat-lompat, dan menari. Aktivitas aerobik ini dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi.
Sementara aktivitas untuk kekuatan otot ada pada permainan dengan menggunakan alat bermain, tarikmenarik, dan memanjat pohon. Sedangkan olahraga untuk kekuatan tulang biasanya berasal dari kegiatan tumbukan seperti berlari, Iompat tali, olahraga basket, dan tenis.
"Jika kita berbicara tentang pentingnya aktivitas fisik, anak-anak zaman sekarang sangat memerlukannya. Selaln karena pola hidup yang membuat anak malas bergerak, misalnya lebih banyak di depan TV atau bermain gadget, faktor polusi yang semakin meningkat membuat tubuh anak membutuhkan daya tahan tubuh yang lebih kuat dan prima," ujarnya.
Untuk mendorong anak menjalani aktivitas fisik yang optimal agar terjaga kesehatannya, dirinya juga menyarankan untuk menjadikannya sebagai gaya hidup.
"Sediakan banyak kegiatan menank yang merangsang aktivitas fisik anak, penyediaan taman bermain seperti banyak tersedia di Surabaya Itu sudah bagus. Bahkan untuk mengoptimalkannya, sekolah harus memasukkan dalam kurikulum tentang durasi dan frekuensi beraktivitas fisik," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019