Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat bahwa pada Oktober 2019, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen yang didorong adanya penurunan harga pada kelompok bahan makanan.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo di Malang, Jawa Timur, Jumat, mengatakan bahwa, kelompok bahan makanan pada Oktober 2019, mengalami penurunan mencapai 0,90 persen dan memberikan andil cukup tinggi terhadap deflasi Kota Malang,

"Angka deflasi ini, masih terkendali dan aman. Sehingga target kumulatif masih di bawah inflasi nasional," kata Sunaryo.

Selain kelompok bahan makanan, ujar dia, penurunan juga terjadi pada kelompok sandang yang tercatat sebesar 0,45 persen. Sementara untuk kelompok pengeluaran lain, tercatat mengalami kenaikan.

Sunaryo menambahkan, meskipun hanya kelompok bahan makanan dan sandang yang tercatat mengalami penurunan, namun memberikan andil besar terhadap deflasi. Menurutnya, kelompok bahan makanan memiliki bobot konsumsi besar, dan memberikan andil signifikan.

"Bahan makanan memberikan bobot konsumsi yang besar, sehingga andil cukup signifikan," kata Sunaryo.

Tercatat, kelompok lain yang mengalami kenaikan adalah kelompok kesehatan sebesar 0,73 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,48 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,08 persen.

Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar juga naik 0,04 persen, sementara untuk sektor pengeluaran pendidikan rekreasi, dan olahraga tidak mengalami kenaikan atau pada kondisi stabil.

Hingga Oktober 2019, inflasi kalender Kota Malang tercatat sebesar 1,41 persen, lebih tinggi dari inflasi kalender Provinsi Jawa Timur yang sebesar 1,35 persen. Sementara tingkat inflasi Year on Year (YoY) sebesar 2,45 persen, juga lebih tinggi dari Jawa Timur yang sebesar 2,24 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019