Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menanggapi pesan berantai yang beredar diberbagai platform media sosial, dan whatshapp bahwa Indonesia akan dilanda gelombang panas, adalah tidak benar atau hoaks. 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG , R. Mulyono R. Prabowo dalam keterangan resminya, Rabu , mengatakan,  seperti yang telah disampaikan BMKG, bahwa saat ini Indonesia dilanda suhu panas, bukan gelombang panas.

Fenomena gelombang panas tidak terjadi di Indonesia. Berdasarkan  data histori, suhu maksimun di Indonesia belum pernah mencapai 40 derajat celsius.

 Data BMKG menyebut suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia sebesar 39,5 derajat celcius pada tahun 2015 di Kota Semarang,, Jateng. 

Gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

Menurut dia, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari.

Gerak semu matahari merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Bahkan, pada tanggal 20 Oktober terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu, Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38.8 celcius, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38.3 celcius, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37.8 celcius.

Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, dimana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 celcius.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi.

Selain itu, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan, serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang yang berpotensi terjadi di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui:
- call center 021-6546315/18;
- http://www.bmkg.go.id;
- follow @infobmkg;

"Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat," katanya. (*)

 

Pewarta: SHP

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019