Balita penderita hidrosefalus di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, akan dibawa ke rumah sakit di Jakarta untuk menjalani pengobatan.

"Dibawa ke Jakarta, di (Rumah Sakit) Gatot Subroto," kata Yoce Kurniawan, dokter yang merawat anak penderita hidrosefalus bernama Dos Santos Runaki di Rumah Sakit Umum Daerah Teluk Wondama.

Ibu Runaki, Agnes Paula Runaki, pada Senin menceritakan kepada ANTARA bahwa ketika lahir anaknya terlihat sehat, tidak menunjukkan gejala-gejala sakit.

Sepekan setelah berada di rumah sakit untuk bersalin, Agnes membawa bayinya pulang ke rumah. Namun si bayi kemudian sakit, demam, muntah-muntah, dan tubuhnya menguning.

"Terus kami bawa kembali ke RSUD. Setelah satu bulan dirawat baru kepala mulai besar," kata Agnes, warga Ambumi, Distrik Kuri Wamesa.

Runaki kemudian dirujuk ke Jayapura dengan bantuan dana dari Pemerintah Kabupaten Wondama. Sayangnya ketika itu dokter ahli yang bisa menangani pasien hidrosefalus sedang tidak berada di Jayapura.

Mereka harus menunggu dokter datang hingga enam bulan. Namun rencana operasi untuk mengeluarkan cairan yang ada di dalam kepala Runaki urung dilakukan karena keluarganya tidak punya uang Rp6,5 juta untuk membiayai operasi. 

"Jadi kita tidak jadi operasi dan bawa pulang lagi ke sini," kata Agnes.

Agnes kemudian mengajukan permohonan bantuan ke pemerintah daerah. Namun dana pemberian pemerintah daerah tidak cukup untuk membiayai pengobatan intensif anaknya.

"Selama ini tidak bisa diobati karena tidak ada biaya," kata perempuan kelahiran 1995 itu.

Hingga usianya sekarang satu tahun tahun delapan bulan, Runaki hanya bisa tergolek di tempat tidur. Tubuhnya sangat kecil. Kepalanya saja yang membesar karena hidrosefalus. Agnes, yang tidak punya pekerjaan tetap, hanya bisa berdoa agar anaknya bisa menjalani pengobatan dan mendapat kesembuhan.

Setelah foto Runaki tersebar di media sosial, bantuan berdatangan, baik dari perorangan maupun kelompok. Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama juga menyampaikan bantuan.

Dengan biaya dari pemerintah daerah, Runaki akan menjalani perawatan medis intensif di Jakarta.

"Bapak Sekda kasih tahu dia diopname satu malam di sini dan selanjutnya dirujuk ke Manokwari kemudian dibawa ke Jakarta," kata Agnes, lega anak lelakinya akhirnya bisa mendapat pengobatan yang dibutuhkan.

Bantuan juga datang dari grup pertemanan di sosial media dan kitabisa.com.

"Rencananya besok kita akan mengunjungi adik Runaki sebelum dia berangkat ke Manokwari dan selanjutnya ke Jakarta," kata Ridas Wambrau, salah satu inisiator penggalangan dana untuk Runaki.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019