Pemerintah Taiwan mempromosikan industri medis ke masyarakat Indonesia melalui Paviliun Kesehatan yang dibuka saat gelaran "Taiwan Expo" di Grand City Convex, Surabaya 26-28 September 2019.

Chairman Taiwan Medical And Biotech Industry Association Francis Hong saat Seminar "Boundless Love: Taiwan Medical Care to Indonesia" di Surabaya, Jumat, mengatakan Paviliun Kesehatan Taiwan mengumpulkan tujuh perusahaan untuk menyajikan spesialisasi dan kekuatan industri medis pintar Taiwan, termasuk pelayanan pasien internasional.

"Termasuk layanan konseling genetik, obat kosmetik dan telekonsultasi pemeriksaan kesehatan tingkat tinggi, serta sistem informasi kesehatan," kata Francis.

Francis mengatakan produk medis Taiwan sangat berkualitas karena telah diterima oleh masyarakat internasional, termasuk Indonesia. Beberapa produk dan alat kesehatan dari Taiwan memiliki permintaan yang tinggi di pasar Asia Tenggara, seperti termometer, baju termal, kasur medis dan sebagainya.

Selain itu, perkembangan dunia medis di Taiwan juga tumbuh dengan sangat pesat, menyebabkan setidaknya pada tahun 2018 terdapat 42.000 pasien asing datang ke Taiwan untuk berobat dan mendapatkan pelayanan medis. Sekitar 24.000 orang di antaranya merupakan pasien Asia Tenggara, termasuk dari Indonesia.

"Infrastruktur kesehatan di Taiwan itu sangat bagus, setiap provinsi memiliki fasilitas kesehatan standar internasional yang sangat merata. Perawatan kesehatan Taiwan juga hampir semua dilindungi oleh asuransi kesehatan, sehingga jaminan mutunya terjamin. Oleh karenanya saya berharap baik alat kesehatan maupun skill medik Taiwan mampu diterima di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Vice Director of Department of Surgery of National Taiwan University Hospital, Pan Chien-Te mengatakan selain bersaing dalam pasar Indonesia di industri alat kesehatan, Taiwan juga melakukan kolaborasi secara skill dan penelitian kesehatan. Seperti yang dilakukan oleh National Taiwan University Hospital.

Mereka berkolaborasi untuk memberikan kursus skill kesehatan terbaru yang dimiliki Taiwan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

"Kami memberikan kursus selama satu Minggu di Taiwan untuk mempelajari skill terbaru kami dalam beberapa kasus bedah dan kasus-kasus yang berhubungan dengan penyakit otak untuk dokter, perawat dan pemagang Indonesia," kata Pan Chien-Te.

Pan Chien-Te menambahkan pihaknya datang ke Surabaya untuk mempelajari ilmu kebidanan yang ada di Indonesia. Menurutnya, di Taiwan penanganan bayi lahir berbeda dengan di Indonesia.

"Di Indonesia banyak yang ditangani oleh bidan jadi kami juga belajar tentang bidan di sini," ucapnya.

Selain itu, National Taiwan University Hospital juga menyediakan Medical Travel yakni pelayanan kesehatan internasional yang memasukkan trip wisata dalam paket pelayanan kesehatannya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019