Pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga Suko Widodo menyebut maraknya aksi demonstrasi mahasiswa untuk menentang beberapa rancangan undang-undang yang dibahas DPR dan pemerintah sebagai simbol buntunya komunikasi politik di Indonesia.

"Saya prihatin dengan maraknya demo saat ini. Sepertinya ada kebuntuan komunikasi politik," kata Suko kepada ANTARA di Surabaya, Rabu.

Suko mengatakan, jika aksi mahasiswa direspons dan yang dianggap bermasalah oleh masyarakat tidak juga diatasi, maka akan menjadi preseden yang buruk bagi perkembangan demokrasi.

Suko juga mempertanyakan komitmen elit politik untuk memberi ruang komunikasi yang tepat, guna memungkinkan ekspresi mahasiswa dapat ditampung dan dikanalisasi dengan baik.

"Tidak bisakah ada ruang komunikasi yang tepat? Yang memungkinkan ekspresi mahasiswa ditampung dan dikanalisasi dengan baik? Saya juga kasihan aparat yang terpaksa harus berbenturan dengan mahasiswa," ujarnya.

Pria yang juga Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair itu berharap ada ruang komunikasi persaudaraan sebagai warga bangsa. Para politisi hendaknya legowo untuk bisa mengakomodasi kehendak mahasiswa.

"Para politisi hendaknya legowo untuk bisa akomodasi kehendak mahasiswa. Sementara, mohon mahasiswa juga jangan terlalu euforia. Sampaikan misinya dengan argumentasi yang rasional," katanya.

Dia memandang perlunya kehadiran Dewan Masyarakat dalam kebuntuan yang terjadi kali ini. Dewan Masyarakat tersebut merupakan forum yang menyertakan multipihak, seperti dari guru, akademisi, budayawan, rohaniawan, industriawan, buruh, petani nelayan, politisi, aparat, pemerintah, untuk dari hati ke hati saling membuka diri.

"Kita butuh dan perlu segera berkomunikasi. Sebagai tuang ekspresi dan menguraikan persoalan bersama," katanya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019