Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar kemah pemuda lintas agama yang diikuti oleh anak-anak muda dari berbagai agama guna menguatkan konsep toleransi dan kegotongroyongan.

Kemah bersama ini digelar setiap tahun oleh FKUB Banyuwangi, dan pada tahun ini digelar di Rumah Edukasi Griya Ekologi, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, dengan tema "Merajut Kemajemukan dalam Jalinan Persaudaraan Sesama Anak Negeri".

"Kemah bersama ini kami gelar rutin setiap tahun sejak lima tahun lalu. Tujuannya untuk membangun persaudaraan antara anak-anak muda. Meskipun berbeda keyakinan, kita tanamkan tidak boleh saling menghina dan membenci," kata Ketua FKUB Banyuwangi, KH Muhammad Yamin saat dihubungi di Banyuwangi, Kamis.

Menurut ia, kemah tersebut efektif untuk menguatkan kembali konsep toleransi dan kegotongroyongan di antara para pemuda dari berbagai latar agama.

Dengan kebersamaan, adu domba dan provokasi tidak akan mempan memecah kerukunan antarumat beragama di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

"Jika sering bertemu, maka akan terbangun komunikasi, dan dengan komunikasi itu diharapkan timbul kebersamaan dan rasa saling menghormati," ujar kiai lulusan universitas di Baghdad, Irak itu.

KH Yamin menambahkan, dalam setiap penyelenggaraan kemah pemuda lintas agama mengusung bahasan tema yang berbeda.

"Tahun ini kami mengangkat tema keberlanjutan lingkungan, setelah sebelumnya mengangkat tema lainnya, seperti entrepreneurship dan sebagainya," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku gembira dengan kekompakan anak-anak muda lintas agama di Banyuwangi.

"Pemahaman saling menghargai, merayakan perbedaan, perlu dibangun di kalangan anak-anak muda. Konsep kemah bersama bagus karena kebersamaan dibangun secara informal, bukan melalui pertemuan-pertemuan formal yang seringkali kaku," ujarnya.

Kata Anas, anak-anak muda lintas agama harus tumbuh sebagai generasi yang tidak suka saling membenci, dan ia juga berharap bahasan tema tahun ini terkait keberlanjutan lingkungan bisa disebarluaskan di rumah-rumah ibadah oleh para anak muda tersebut.

"Misalnya soal sampah plastik, harus ada kepedulian bersama," kata Bupati Banyuwangi dua periode itu. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019