Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menegaskan tidak ada NKRI bersyariah atau embel-embel lain seperti keputusan Ijtima' Ulama IV Persatuan Alumni 212 beberapa waktu lalu.

"NKRI harga mati. Tidak ada (tambahan) syariat. Kalau syariat memang sudah ada di dalam Pancasila. Kalau kita menjalankan sila pertama sudah sama dengan menjalankan syariat Islam. Tidak usah ditambah-tambah. Tidak ada NKRI plus. Syariat ada di Pancasila," kata dia usai memberi kuliah umum Bela Negara di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Rabu.

Pada kesempatan itu, Menhan juga menekankan berbagai poin kepada mahasiswa dalam menguatkan sikap bela negara.

Menurutnya, untuk menjadi pemimpin bangsa harus diisi hal-hal yang baik terutama kebangsaan. Berbicara kebangsaan, ujung-ujungnya Pancasila.

"Karena ini perekat dan pemersatu bangsa. Kalau terpecah dan dirusak bangsa kita akan terporak-porandakan. Saya juga sampaikan bahwa tidak ada NKRI dengan embel-embel lain, atau bersyariah kepada mereka," ujarnya.

Sementara itu, Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Prof Akhmad Fauzi menuturkan sebagai kampus bela Negara, sudah selayaknya kampunsya menggunakan kurikulum dalam pembinaan bela negara yang menghasilkan kerja sama dengan Dirjen Menhan.

"Tentunya ini menjadi kewenangan untuk membicarakan (bela negara)  ini dalam rangka mencintai tanah air dan bersama-sama menjaga Pancasila," ujar dia.

Kuliah umum ini, sambung dia, juga salah satu kesempatan dalam penguatan karakter mahasiswa baru. Dengan menghadirkan tokoh nomor satu dalam pertahanan bangsa, diharapkan dapat menumbuhkan sikap cinta tanah air dan bela negara dalam diri siswa.

"Total ada 3.512 mahasiswa baru  yang kita bentuk untuk menumbuhkan untuk sikap bela negara tahun ini," katanya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019