Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenang pesan dari KH Maimoen Zoebair atau Mbah Moen yang memintanya berkomitmen mewujudkan kesejahteraan rakyat, khususnya di Jatim.
"Saya ingat ketika sowan usai mendapat mandat sebagai gubernur. Saat itu, beliau berpesan agar dapat menjaga Jatim tetap aman dan mewujudkan rakyatnya sejahtera," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair asal Rembang, Jawa Tengah, wafat di Mekkah, Arab Saudi, pada pukul 04.17 waktu setempat.
Almarhum merupakan pimpinan Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, sekaligus tokoh senior di kalangan Nahdlatul Ulama yang memiliki posisi kehormatan sebagai Muhtasyar NU.
Selain itu, kata Khofifah, Mbah Moen saat hidupnya pernah berpesan agar membangun hubungan kuat dengan Jawa Tengah karena menurutnya jantung Indonesia berada di Jatim dan Jateng.
Bagi Khofifah, Mbah Moen merupakan sosok ulama dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat santun dan kharismatik sehingga begitu dihormati dan disegani banyak kalangan.
"Wawasan keagamaan dan kebangsaannya sangat luas, bahkan perspektif kemasyarakatannya sangat bijak. Bahkan, belum ada ulama Tanah Air yang sekaliber beliau dan mampu menggantikan sosoknya," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, Khofifah mengaku kaget mendengar informasi wafatnya Mbah Moen, terlebih Juni lalu sempat menghadiri pernikahan putri pertamannya, Patimasang di Surabaya.
"Beliau jauh-jauh dari Rembang ke Surabaya menyempatkan diri untuk hadir ke akad nikah anak saya serta melantunkan doa yang sangat panjang dan indah," katanya.
Mewakili pemprov dan seluruh masyarakat Jatim, Khofifah mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya dan mendoakan agar keluarga Mbah Moen yang ditinggalkan mendapat ketabahan serta kesabaran.
"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia bersama-sama berdoa bagi almarhum dan semoga diterima diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta Husnul Khotimah," tutur Khofifah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Saya ingat ketika sowan usai mendapat mandat sebagai gubernur. Saat itu, beliau berpesan agar dapat menjaga Jatim tetap aman dan mewujudkan rakyatnya sejahtera," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair asal Rembang, Jawa Tengah, wafat di Mekkah, Arab Saudi, pada pukul 04.17 waktu setempat.
Almarhum merupakan pimpinan Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, sekaligus tokoh senior di kalangan Nahdlatul Ulama yang memiliki posisi kehormatan sebagai Muhtasyar NU.
Selain itu, kata Khofifah, Mbah Moen saat hidupnya pernah berpesan agar membangun hubungan kuat dengan Jawa Tengah karena menurutnya jantung Indonesia berada di Jatim dan Jateng.
Bagi Khofifah, Mbah Moen merupakan sosok ulama dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat santun dan kharismatik sehingga begitu dihormati dan disegani banyak kalangan.
"Wawasan keagamaan dan kebangsaannya sangat luas, bahkan perspektif kemasyarakatannya sangat bijak. Bahkan, belum ada ulama Tanah Air yang sekaliber beliau dan mampu menggantikan sosoknya," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, Khofifah mengaku kaget mendengar informasi wafatnya Mbah Moen, terlebih Juni lalu sempat menghadiri pernikahan putri pertamannya, Patimasang di Surabaya.
"Beliau jauh-jauh dari Rembang ke Surabaya menyempatkan diri untuk hadir ke akad nikah anak saya serta melantunkan doa yang sangat panjang dan indah," katanya.
Mewakili pemprov dan seluruh masyarakat Jatim, Khofifah mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya dan mendoakan agar keluarga Mbah Moen yang ditinggalkan mendapat ketabahan serta kesabaran.
"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia bersama-sama berdoa bagi almarhum dan semoga diterima diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta Husnul Khotimah," tutur Khofifah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019