Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengungkapkan sebanyak 30 persen anak di provinsi yang dipimpinnya menderita stunting atau kekerdilan.

"Angka stunting di Jatim sekitar 30 persen, dan 70 persen anak yang terkena stunting terindikasi mengalami keterbatasan intelektual," kata Emil usai acara Sosialisai Inovasi Intervensi "Aksi Cegah Stunting" di Dinas Kesehatan Jatim di Surabaya, Selasa.

Emil menyatakan pihaknya telah bekerja sama dengan pakar untuk tumbuh kembang dan gizi anak guna menangani stunting di 12 kabupaten/kota di Jatim yang menjadi target penanganan stunting pertama atau lotus.

"Saya coba mencari solusi di daerah Pandeglang yang mampu menurunkan angka stunting dengan cepat. Tapi ternyata di tiap daerah juga harus memberikan treatmen dan pendekatan yang berbeda," katanya.

Di Pandeglang, kata Emil, masalah utama warga sehingga angka stunting tinggi adalah konsumsi susu kental manis untuk anak. Namun saat sudah disosialisasikan mengkonsumsi susu yang benar angka stunting berkurang.

Emil menuturkan pilot project yang dilakukan sebagai tindak lanjut kerja sama nanti akan melibatkan spesialis anak agar bisa mendeteksi dan menangani anak stunting dengan baik. Selain otu PKK juga didorong mendukung program ini.

"Selain itu dana desa bisa dimanfaatkan untuk menunjang fasilitas agar bisa mengurangi stunting di daerahnya. Itu nggak besar kok," ucapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim Vitria Dewi mengatakan dari 12 kabupaten/kota yang menjadi fokus penanganan stunting, pihaknya harus mengamati sekitar 2,8 juta anak. Tetapi saat ini baru terdata sekitar 1 juta anak.

"Pengamatan itu untuk melihat tumbuh kembang anak bukan hanya melihat tinggi dan berat badan anak, tetapi juga harua diamati lingkar kepala, panjang badan anak juga," katanya.

Saat ini, Dinkes Jatim telah meminta posyandu untuk segera melengkapi pemeriksaan ini untuk mendapat lebih banyak data anak yang perlu diamati.

"Posyandu sudah kami minta melengkapi pemeriksaan ini. Sebab stunting di Jatim lebih tinggi dibanding provinsi lain," ujarnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019