Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) miliki fasilitas rumah sakit pendidikan utama menyusul diperolehnya akreditasi B oleh fakultas tersebut.

Rektor Unusa, Prof Dr Achmad Jazidie dalam acara jumpa pers perolehan sertifikat Rumah Sakit Pendidikan Utama di Surabaya, Selasa mengatakan fasilitas ini merupakan salah satu komponen utama dalam pelaksanaan program pendidikan dokter.

"Peran RS Pendidikan dalam mencetak dokter yang kompeten tidak dapat dipandang sebelah mata. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 93 tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan, menyebutkan bahwa Rumah sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi," kata Jazidie.

Jazidie mengatakan untuk mewujudkan hal tersebut Unusa mendampingi Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya Jemursari memperoleh predikat sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.

"Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit merupakan satu kesatuan yang memiliki fokus kegiatan pada peningkatan pelayanan, pendidikan dan penelitian melalui pengembangan Rumah Sakit Pendidikan. Hal ini menjadikan sebuah keharusan bagi Fakultas Kedokteran untuk memiliki Rumah Sakit Pendidikan Utama, dan saat ini Unusa telah memilikinya," katanya.

Melalui SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/324/2019, Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Jazidie berharap dengan diperolehannya predikat RS Pendidikan itu, peminat FK Unusa terus meningkat.

"Kami juga telah menerima tentang penambahan jumlah mahasiswa FK dari Kemenristekdikti. Awalnya hanya diperbolehkan menerima 50 mahasiswa baru, kini bisa menerima hingga 100 mahasiswa baru. Tentu penambahan itu seiring dengan fasilitas yang kami miliki dan akreditasi yang telah diperoleh," katanya.

Dia menjelaskan, FK Unusa menerima mahasiswa sejak tahun 2014. Angkatan Pertama sudah lulus S1 kedokteran dan sekarang sedang menjalani panitera klinik atau dokter muda di RSI Jemursari.

Selain RS Pendidikan Jemursari, Unusa juga didukung dua rumah sakit lain, yakni RSI A. Yani dan RS Ibu dan Anak Nyai Ageng Pinatih di Grersik yang kesemuanya merupakan rumah sakit dalam satu yayasasan, yakni Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis).

"Semua ini disiapkan sebagai tempat pembelajaran klinik/profesi bagi mahasiswa kedokteran Unusa yang telah menyelesaikan pendidian S1 kedokteran," ucap Jazidie.

Selain tiga rumah sakit itu, FK Unusa juga menjalin kerja sama dengan rumah sakit dan puskesmas di daerah serta pondok pesantren.

"Dengan praktik di RS maupun klinik kesehatan jejaring, lulusan Unusa memiliki pengalaman untuk memperkaya keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola pasien. Baik pasien di perkotaan maupun di daerah yang penanganannya tentu berbeda," katanya.

Jazidie mengungkapkan, mahasiswa FK Unusa diarahkan pada kedokteran pencegahan dan bukan penyembuhan (kuratif). Ini sejalan dengan program Indonesia sehat, di mana lulusan Unusa bisa lebih memahami bagaimana menjaga warga masyarakat dalam kondisi sehat.

Tahun ini, kata dia menambahkan, meski FK Unusa diizinkan menerima 100 mahasiswa baru, tapi untuk mempertahankan rasio dosen dan mahasiswa pada angka 1:10 dan rasio profesi dokter 1:5, maka Unusa hanya akan menerima 70 mahasiswa baru. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019