Bank Indonesia (BI) Jawa Barat beserta ratusan pejabat di lingkungan Provinsi Jabar berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk sharing langsung pengembangan pariwisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA, Sabtu, rombongan tersebut dipimpin langsung Kepala Bank Indonesia Jabar, Dony P Joewono, turut dalam rombongan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Sekretaris Daerah Sumedang dan puluhan kepala dinas dari kabupaten/kota di Jawa Barat.

Dony mengemukakan, saat ini Jawa Barat tengah mencari sektor pertumbuhan ekonomi baru yang bisa menopang daerahnya. Mengingat sektor manufaktur yang selama ini menjadi andalan Jabar sedang mengalami perlambatan.

"Selama ini, 43 persen pertumbuhan ekonomi Jabar didapat dari manufaktur, yang 90 persen di antaranya diekspor. Namun sayangnya negara yang menjadi tujuan ekspor saat ini ekonominya sedang lesu dan akhirnya ini sangat berpengaruh bagi kami (Jabar) dan Jabar tidak bisa lagi menggantungkan dari manufaktur, harus mencari sumber pertumbuhan baru," katanya saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi.

Salah satu yang dibidik Jabar saat ini adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dan Jawa Barat merasa perlu mengejar sektor tersebut untuk meningkatkan perekonomian daerahnya.

"Untuk itulah kami datang ke sini. Kami ingin belajar banyak bagaimana Banyuwangi mengakselerasi dua sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kami melihat di sini atraksinya ditata dengan baik dan melibatkan banyak warga. Penduduknya juga dikenal ramah wisatawan, kami ingin tahu resepnya," ujar Dony.

Senada, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengaku turut berkunjung ke Banyuwangi untuk bisa sharing banyak hal mengenai pariwisata Banyuwangi.

"Saya ingin mendapat informasi langsung bagaimana Banyuwangi melakukan banyak hal. Kalau diajak BI ke daerah lain mungkin saya tidak ikut, tapi khusus ke Banyuwangi saya langsung meng-iyakan," kata Fahmi.

Menurut ia, salah satu yang ingin dipelajarinya bagaimana Banyuwangi bisa mengkolaborasikan sinergi penta helix ABCGM (akademisi, bisnis, community, government dan media).

"Yang unik menurut kami dari Banyuwangi adalah bagaimana bisa berkolaborasi secara penta helix, kami butuh sharing masalah itu," ucapnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa pariwisata telah ditetapkan menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi.

"Selain menjalankan program wajib seperti sektor pendidikan dan kesehatan, pariwisata menjadi  prioritas daerah untuk dijalankan," katanya.

Anas menambahkan, atraksi yang dibuat pemkab dibalut dalam kemasan Banyuwangi Festival (B-Fest) yang digelar sejak 2012. Dan kegiatan itu bukan sekedar sebagai agenda wisata, namun juga merupakan cara Banyuwangi melakukan konsolidasi di bidang budaya, infrastruktur, masyarakat dan ekonomi.

"Dalam mengerjakan event B-Fest, kami mengerjakannya tanpa event organizer. Birokrat, masyarakat, swasta, hingga TNI/Polri terlibat di setiap pelaksanaan. Secara tak langsung kami akhirnya bergotong-royong menyukseskan kegiatan, yang akhirnya menjadi modal sosial yang kuat Banyuwangi," paparnya.

Dengan melibatkan warga, lanjut dia, secara tidak langsung belajar menciptakan kegiatan yang bisa menarik wisatawan. Dan hal ini merupakan bentuk transfer knowledge untuk warga dalam membuat kegiatan yang kreatif.Dengan datangnya wisatawan, tentunya berdampak pada menggeliatnya ekonomi warga," kata Anas.

"Banyak hal baik dan bermanfaat yang kami dapatkan dalam menggarap event B-Fest. Budaya kami juga terus tumbuh dan terpelihara karena separuh lebih adalah kegiatan tradisi dan budaya," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019