Tim ekspedisi destana tsunami dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) rencananya menyisir pantai selatan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada 17-18 Juli, untuk melakukan edukasi kepada warga serta memetakan titik rawan bencana.
"Tim setelah dari Malang akan ke Blitar selama dua hari, pada 17-18 Juli 2019. Nanti diterima oleh bupati," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Suyanto di Blitar, Selasa.
Sesuai rencana, lokasi tim yang tergabung dalam ekspedisi destana BNPB akan ke Pantai Tambakrejo serta sejumlah pantai lainnya di pesisir Kabupaten Blitar bagian selatan.
Di Blitar selatan, terdapat 13 desa di empat kecamatan yang rawan bencana, yakni Kecamatan Panggungrejo, Bakung, Wonotirto, dan Wates. Warga yang tinggal di desa tersebut diberikan edukasi, sebagai bekal guna meminimalisasi jatuh korban jika terjadi bencana.
"Kami kumpulkan warga, diberikan pembekalan. Ada nanti narasumber dari akademisi, relawan, dari BNPB. Warga dikumpulkan di kantor desa dan tim BNPB memberikan sosialisasi ketangguhan masyarakat desa terhadap tsunami," ujar dia.
Beberapa kegiatan akan dilakukan oleh tim, seperti memberikan edukasi pada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan terdampak tsunami hingga mewujudkan desa tangguh bencana.
Kegiatan itu juga untuk menciptakan rasa aman masyarakat dan memastikan pemerintah hadir di daerah rawan bencana.
Untuk acara, ia mengatakan dilakukan pembekalan aparat desa, relawan melakukan edukasi ke sekolah, melakukan inventarisasi ketangguhan bencana, penanaman vegetasi pantai, pertunjukan masyarakat, pemutaran film kebencanaan, dan beberapa agenda lainnya.
Terkait dengan lokasi, ia mengatakan kegiatan dipusatkan di Kantor Desa Tambakrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Kegiatan itu, melibatkan perangkat kecamatan, perangkat desa, maupun masyarakat, terutama dari daerah yang rawan terdampak tsunami.
Untuk edukasi di sekolah, rencananya dilakukan di SDN Tambakrejo 1. Lokasi sekolah itu di daerah rawan bencana, sehingga anak-anak juga harus mendapatkan edukasi, dengan harapan mereka memahami dan tidak panik jika terjadi bencana.
"Nanti tim juga melakukan sosialisasi ke pasar ikan yang lokasinya Pantai Tambakrejo. Kami harap kegiatan ini bermanfaat," ujar dia.
Ia berharap, dengan edukasi itu semakin meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya bencana, termasuk tsunami.
Tim ekspedisi destana tsunami BNPB melakukan kegiatan itu di 25 kabupaten di lima provinsi di Pulau Jawa meliputi Jatim, Jateng, Jabar, DIY, dan Banten. Kegiatan penguatan ketangguhan bencana di pesisir selatan Jatim dilakukan pada 12-22 Juli 2019, diawali dari Banyuwangi hingga Pacitan.
Sekitar 200 orang tergabung dalam tim ekspedisi desa tangguh bencana dari pusat yang hadir di setiap kabupaten yang dikunjungi. Tim tersebut beranggotakan para pemangku kepentingan, seperti BNPB, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Tim setelah dari Malang akan ke Blitar selama dua hari, pada 17-18 Juli 2019. Nanti diterima oleh bupati," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Suyanto di Blitar, Selasa.
Sesuai rencana, lokasi tim yang tergabung dalam ekspedisi destana BNPB akan ke Pantai Tambakrejo serta sejumlah pantai lainnya di pesisir Kabupaten Blitar bagian selatan.
Di Blitar selatan, terdapat 13 desa di empat kecamatan yang rawan bencana, yakni Kecamatan Panggungrejo, Bakung, Wonotirto, dan Wates. Warga yang tinggal di desa tersebut diberikan edukasi, sebagai bekal guna meminimalisasi jatuh korban jika terjadi bencana.
"Kami kumpulkan warga, diberikan pembekalan. Ada nanti narasumber dari akademisi, relawan, dari BNPB. Warga dikumpulkan di kantor desa dan tim BNPB memberikan sosialisasi ketangguhan masyarakat desa terhadap tsunami," ujar dia.
Beberapa kegiatan akan dilakukan oleh tim, seperti memberikan edukasi pada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan terdampak tsunami hingga mewujudkan desa tangguh bencana.
Kegiatan itu juga untuk menciptakan rasa aman masyarakat dan memastikan pemerintah hadir di daerah rawan bencana.
Untuk acara, ia mengatakan dilakukan pembekalan aparat desa, relawan melakukan edukasi ke sekolah, melakukan inventarisasi ketangguhan bencana, penanaman vegetasi pantai, pertunjukan masyarakat, pemutaran film kebencanaan, dan beberapa agenda lainnya.
Terkait dengan lokasi, ia mengatakan kegiatan dipusatkan di Kantor Desa Tambakrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Kegiatan itu, melibatkan perangkat kecamatan, perangkat desa, maupun masyarakat, terutama dari daerah yang rawan terdampak tsunami.
Untuk edukasi di sekolah, rencananya dilakukan di SDN Tambakrejo 1. Lokasi sekolah itu di daerah rawan bencana, sehingga anak-anak juga harus mendapatkan edukasi, dengan harapan mereka memahami dan tidak panik jika terjadi bencana.
"Nanti tim juga melakukan sosialisasi ke pasar ikan yang lokasinya Pantai Tambakrejo. Kami harap kegiatan ini bermanfaat," ujar dia.
Ia berharap, dengan edukasi itu semakin meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya bencana, termasuk tsunami.
Tim ekspedisi destana tsunami BNPB melakukan kegiatan itu di 25 kabupaten di lima provinsi di Pulau Jawa meliputi Jatim, Jateng, Jabar, DIY, dan Banten. Kegiatan penguatan ketangguhan bencana di pesisir selatan Jatim dilakukan pada 12-22 Juli 2019, diawali dari Banyuwangi hingga Pacitan.
Sekitar 200 orang tergabung dalam tim ekspedisi desa tangguh bencana dari pusat yang hadir di setiap kabupaten yang dikunjungi. Tim tersebut beranggotakan para pemangku kepentingan, seperti BNPB, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019