Produksi garam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, meningkat hingga dua kali lipat  selama musim kemarau 2019 ini dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

"Meningkatnya hasil produksi petambak garam kali ini bisa tembus dua kali lipat dibandingkan produksi garam tahun sebelumnya," kata Ketua Kelompok Garam Kalibuntu Sejahtera 1 Suparyono di Probolinggo, Jatim, Minggu.

Menurutnya, para petambak di kelompoknya telah memanen garam sebanyak 15 kali sejak Februari hingga Juni 2019 karena cuaca kemarau yang cukup bagus.

"Panen garam tersebut naik dua kali lipat dibandingkan periode Februari hingga Juni 2018 yang tercatat hanya mampu panen sebanyak tujuh kali," tuturnya.

Dari lahan tambak seluas sekitar 12 x 50 meter persegi, petani di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan itu mampu panen garam sebanyak 6-7 ton, dengan kualitas garam lebih baik dari hasil panen tahun lalu.

"Sekarang kualitas air garam cepat tua, makanya panen bisa berkali-kali dan cuaca panas terik juga mendukung, serta belum pernah hujan dan hembusan angin normal," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, harga garam krosok di tingkat petambak masih belum naik di kisaran Rp650 per kilogram dan berharap harga garam bisa naik lebih dari Rp1.000 per kilogram.

"Kami bersyukur panen garam saat ini hasilnya cukup melimpah, sehingga kami berharap bisa disediakan unit pengolahan garam, sehingga hasil garam krosok bisa langsung diolah jadi garam halus," ujarnya.

Sementara itu, Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo menargetkan produksi garam pada 2019 mencapai 22 ribu ton atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Dinas Perikanan Probolinggo juga melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada petani garam dan menambah fasilitas penunjang peningkatan produksi garam, sehingga dapat meningkatkan produktivitas garam petani dan diharapkan target tersebut tercapai.
 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019