Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membahas pengembangan kesehatan di lingkungan pondok pesantren di sela Surabaya International Health Conference (SIHC), Sabtu.

"Kesehatan pesantren, salah satunya menjadi pembahasan kita semua," kata Kepala Dinkes Jatim Kohar Heri Santoso.

Dia mengatakan, perilaku hidup sehat di kalangan pesantren akan berdampak pada lingkungan sekitar. Menurutnya, jika lingkungan pesantren sehat maka berdampak pada syiarnya.

"Tapi jangan salah, pesantren di daerah sudah banyak yang tanpa rokok,. Yang bagus sudah banyak," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I Unusa Prof Kacung Marijan mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa daerah seperti Lamongan yang mengembangkan kesehatan pesantren. Selain itu Unusa juga aktif memberikan masukan kepada Jatim untuk bersama-sama menjaga kesehatan.

"Di Unusa kan lengkap. Kami memberi kesadaran masyarakat dan bidang promosi. Kami punya Fakultas Kedokeran dan Keperawatan. Mulai promosi pencegahan penyakit, dan kami rintis," ujarnya.

Unusa berencana akan menempatkan lulusan dokter mereka ke pesantren-pesantren yang ada di Jatim. Namun penempatan itu menunggu kelulusan dokter di tempatnya pada tahun depan.

"Kami nanti menamatkan dokter tahun depan, persediaannya harus ada dulu. Sehingga ada klinik (di pesantren). Alumni kita akan bergilir," ucapnya.

Kacung mengemukakan pihaknya sebagai kampus di bawah naungan Nahdlatul Ulama telah mendapat dukungan terkait rencana tersebut.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019