Pelaku usaha batik di Kota Malang, Jawa Timur, berupaya meningkatkan edukasi terkait warisan budaya Indonesia yakni batik tulis, termasuk ke dunia internasional melalui pengenalan pembuatannya.

Pendiri Soendari Batik and Art Yunita Sandrayanti di Malang, Selasa mengatakan, melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di beberapa universitas yang ada di Kota Malang, pihaknya bisa memperkenalkan batik kepada mahasiswa asing yang ada di Indonesia.

"Untuk mahasiswa asing ini dalam upaya untuk memperkenalkan budaya lokal," kaya Yunita.

Ada kurang lebih empat mahasiswa asing yang tengah diberikan edukasi terkait batik tulis. Para mahasiswa tersebut, mencoba untuk membuat batik tulis mulai bersama para instruktur yang ada, mulai dari sketsa, pewarnaan, hingga kain tersebut menjadi batik.

Selain memberikan edukasi kepada mahasiswa asing itu, Yunita menambahkan bahwa dirinya juga memberikan edukasi kepada siswa-siswi yang ada, termasuk anak-anak yang berada di taman kanak-kanak.

"Ada berbagai edukasi, untuk sekolah dasar, taman kanak-kanak juga ada. Untuk TK, kami memperkenalkan kriya, jadi mewarnai kain," kata Yunita.

Namun, upaya untuk memberikan edukasi yang diberikan oleh Soendari Batik and Art tersebut tidak hanya terbatas pada kalangan anak-anak dan generasi muda saja. Melainkan ke seluruh masyarakat, yang memiliki minat terhadap batik.

Edukasi batik yang telah digeluti Yunita sejak awal tahun 2000 tersebut, karena hingga saat ini masih banyak pengusaha yang menjual batik, tanpa menjelaskan asal usul dan cerita di balik batik itu sendiri.

Selain itu, batik juga memiliki jenis yang beragam, mulai dari batik tulis, dan juga batik cap, yang untuk masing-masing daerah memiliki perbedaan tersendiri. Pada koleksi yang ada di Soendari Batik and Art tersebut, memiliki beragam jenis batik mulai dari Tulungagung, Solo, Yogyakarta, Indramayu, dan lainnya.

Yunita menambahkan, untuk batik hasil cetakan pabrik atau yang saat ini dikenal dengan "batik printing", menurutnya itu bukan merupakan produk batik, melainkan lebih kepada tekstil yang diberi motif batik.

Karena, menurut Yunita, batik memerlukan proses panjang dalam pembuatannya, mulai dari sketsa hingga pewarnaan, dan kesemuanya bisa dikerjakan dengan manual tanpa bantuan mesin sama sekali.

"Bagi kami, berjualan memang penting. Namun, yang utama untuk mengedukasi masyarakat supaya paham dengan batik," tutup Yunita.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019