Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat bahwa pada Juni 2019, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,17 persen, yang didorong oleh kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo, Senin, mengatakan bahwa kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 0,52 persen, diikuti oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,49 persen.

"Kota Malang mengalami deflasi terendah dibandingkan delapan kota lain di Jawa Timur," kata Sunaryo, dalam jumpa pers di Kantor BPS Kota Malang, Jawa Timur.

Sunaryo menambahkan selain penurunan pada dua kelompok pengeluaran tersebut, penurunan juga diikuti oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08 persen, dan kelompok kesehatan turun sebesar 0,03 persen.

Sementara untuk kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan pada Juni 2019, lanjut Sunaryo, adalah sandang yang mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,08 persen, dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,05 persen.

"Kelompok pengeluaran tertentu masih mengalami inflasi pada Juni 2019, namun, lebih banyak yang mengalami deflasi," kata Sunaryo.

Wilayah lain yang mengalami deflasi di Jawa Timur adalah Jember, sebesar 0,16 persen. Sementara enam kota lainnya, mengalami inflasi, yakni tertinggi di Probolinggo sebesar 0,48 persen, Banyuwangi 0,36 persen, Madiun 0,22 persen, dan Surabaya 0,21 persen.

Tingkat inflasi kalender Kota Malang selama 2019 tercatat sebesar 1,10 persen, sementara inflasi YoY sebesar 2,39 persen. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi kalender Provinsi Jawa Timur yang sebesar 1,16 dan YoY sebesar 2,40 persen. (*)
 

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019