Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur menggelar nonton bersama film pendek dengan konsep kota cerdas karya para sineas muda, yang dilombakan dalam rangka edukasi pendidikan.

"Yang jelas ini sesuai dengan temanya, 'smart city', kemudian dikaitkan dengan edukasi pendidikan bagi anak guna menggali potensi para siswa dan komunitas untuk menyemangati mereka memproduksi dan mengaplikasikan apa yang dia miliki," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri Haris Candra Purnama di Kediri, Rabu.

Ia mengatakan dalam kegiatan itu ada puluhan karya film yang masuk panitia. Namun, hanya 12 karya yang lolos dan nomine. Seluruh karya film yang lolos diputar di bioskop di Kota Kediri yang dilihat ratusan pelajar dan warga umum.

"Pesertanya ada siswa SMP, SMA, komunitas, dan kelompok informasi masyarakat. Jadi, ini awal dalam rangka membuat kerja, setelah membuat ternyata hasilnya baik sekaligus angkat program pemerintah kota tentang program 'smart city" katanya.

Terkait dengan konsep kota cerdas, Haris mengakui masih kurang dipahami dengan baik dan seringkali dianggap sebatas penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik.

Padahal, kata dia, kota cerdas merupakan kota yang mengenali permasalahan warganya dan mampu menyelesaikannya dengan cepat dan akurat, tidak harus selalu menggunakan teknologi terkini, namun bisa dengan teknologi sederhana.

Ia menambahkan dari hasil menonton film tersebut, ternyata para peserta mampu mengerti tentang konsep itu. Dengan film itu, nantinya konsep kota cerdas bisa disosialisasikan kepada masyarakat.

"Ini di luar perkiraan dan luar biasa. Program pemerintah dengan 'smart city' berjalan," kata dia.

Seorang anggota dewan juri acara itu, Danu Sukendro, mengatakan tiga aspek penilaian karya para sineas itu, yakni naratif, sinematik, dan kesesuaian tema.

"Kan penyelenggaraan ini untuk menyampaikan esensi 'smart city'. Dalam garis besar dimasukkan dialog, properti, 'setting' lokasi di Kota Kediri. Kalau hasilnya, secara garis besar untuk ketiga besar di luar ekspektasi," katanya.

Ia juga mengaku senang dengan kegiatan itu, sebab bukan hanya diikuti para sineas di Kediri, tetapi banyak mahasiswa dari Kediri yang kuliah di luar kota, ternyata ikut serta dalam acara itu.

Kegiatan itu, tambah dia, juga sebagai babak awal untuk bisa memacu kreativitas para pelajar. Kegiatan itu diharapkan sebagai agenda rutin sehingga para peserta makin bersemangat membuat karya yang lebih baik pada masa mendatang.

Dalam lomba itu, juara satu kategori umum diraih film berjudul Hoh We karya Mevio Picture, disusul juara dua dengan judul Pangling karya A'jour Films, dan juara tiga berjudul Nyikep, karya Sinema Kadirian.

Pada kategori pelajar, juara satu diraih film berjudul Destiny karya Crewative (SMA 2 Kediri), juara dua berjudul +62 Human, produksi Ied Films (gabungan beberapa SMA/SMK di Kediri), dan juara tiga berjudul Afeksi, karya Hengkara Vema Scene (SMK 2 Kediri).

Azi Al Khairi, sutradara dari Tim Mevio Picture yang menjadi juara satu kategori umum, mengatakan acara nonton bersama dan lomba film pendek itu tepat untuk menggairahkan semangat tim produksi untuk berkarya.

"Kami menunggu acara seperti ini lagi dan tentu kalau tahun depan diselenggarakan, persaingannya akan semakin seru," katanya.

Pada 2017, Kota Kediri terpilih sebagai lima besar kota cerdas di Indonesia dan pada 2019 terpilih untuk mengikuti "Gerakan 100 Smart City" diselenggarakan Kementerian Kominfo RI.

Lomba film itu juga merupakan upaya Pemerintah Kota Kediri untuk menyiapkan masyarakat menyambut "Gerakan 100 Smart City" tersebut. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019