Pertandingan leg pertama babak delapan besar Piala Indonesia antara Persebaya melawan Madura United dihentikan menit ke-92 atau di menit tambahan waktu, karena sebagian suporter menyalakan flare di tribun penonton.
Pantauan ANTARA di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Rabu, flare yang menyala jumlahnya puluhan, bahkan di sejumlah titik ada api yang dinyalakan.
Wasit Fariq Hitaba asal Yogyakarta terpaksa menghentikan laga dan meminta pemain serta ofisial kedua tim masuk ruang ganti pemain setelah situasi di lapangan semakin tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
Sebagian penonton dari tribun sisi utara turun ke lapangan membentangkan spanduk bertuliskan “Jangan Bikin Malu Surabaya”, kemudian diikuti beberapa penonton lainnya.
Tak hanya itu, papan iklan yang berada di sisi utara atau belakang gawang juga dirusak, diikuti kembang api yang dilempar ke tengah lapangan.
Insiden tersebut tercatat lebih dari 10 menit dan berangsur menurun tensinya saat lampu stadion dipadamkan.
Baca juga: Rakic bawa MU unggul 1-0 atas Persebaya di babak pertama
Pelatih Madura United Dejan Antonic menyayangkan insiden tersebut sehingga terpaksa dihentikan karena masih menyisakan waktu dua menit di “injury time” selama empat menit.
“Yang dirugikan kedua tim karena masih ada waktu dan bukan tidak mungkin hasilnya berbeda,” ujarnya ketika ditemui usai pertandingan.
Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman juga menyayangkan dan seharusnya masih ada waktu dua menit yang tidak menutup kemungkinan bisa membuat timnya unggul.
“Tapi terlepas dari itu semua, kami mohon maaf. Sebenarnya kami puas dengan permainan, khususnya babak kedua, tapi hasil akhirnya memang mengecewakan,” kata Djanur, sapaan akrabnya.
Sementara itu, skor akhir pertandingan adalah 1-1 yang masing-masing gol dicetak Aleksandar Rakic menit ke-2 dan dibalas Osvaldo Haay menit ke-54.
Kedua tim akan kembali bertemu di leg kedua pada Kamis, 27 Juni 2019 di Stadion Gelora Madura Ratu Pemalingan, Pamekasan.
Baca juga: Trio timnas Madura United main sejak menit awal hadapi Persebaya
Video Oleh Fiqih Arfani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019