Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi terkoreksi tipis setelah sempat menguat di awal pekan.

Rupiah melemah dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.378 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.380 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa, mengatakan dari eksternal, keuntungan perusahaan manufaktur besar di China turun seiring belum tercapainya kesepakatan perang dagang dengan Amerika Serikat.

"Pendapatan sektor manufaktur China ini sebenarnya sudah turun sejak November 2018 lalu. Kemungkinan keuntungan ini akan semakin menurun akibat perang dagang yang kembali datang," ujar Lana.

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat memang patut dikhawatirkan, karena akan berpengaruh pada perekonomian secara global, terutama negara-negara yang berhubungan langsung dengan kedua negara tersebut, termasuk Indonesia.

Lana memprediksi rupiah pada hari ini akan melemah pada kisaran Rp14.380 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.380 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.360 per dolar AS.

IHSG

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ini berpeluang melanjutkan tren positif dalam beberapa hari terakhir.

IHSG dibuka menguat 2,87 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.101,84. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 0,74 poin atau 0,08 persen menjadi 959,91.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan, pasar saham Indonesia diperkirakan masih melihat sentimen yang terjadi di internal, terutama faktor keamanan yang kembali kondusif.

"Hal ini dapat menjadi katalis bagi IHSG untuk melaju ke zona hijau," ujar Alfiansyah.

Dari eksternal, pihak China mengatakan meningkatnya gesekan perdagangan baru-baru ini disebabkan oleh unilateralisme perdagangan yang ceroboh dan penindasan oleh pihak Amerika Serikat (AS). Karena AS mengancam China dengan tekanan ekstrem, meminta harga tinggi dan melanggar janji selama pembicaraan perdagangan.

"Sementara itu, pelaku pasar terus berharap perkembangan ekonomi dan hubungan perdagangan China-AS yang kokoh tidak hanya untuk kepentingan mendasar kedua bangsa, tetapi juga harapan bersama masyarakat internasional," kata Alfiansyah.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 73,54 poin (0,35 persen) ke 21.256,12, Indeks Hang Seng menguat 82,03 poin (0,3 persen) ke 27.370,12, dan Indeks Straits Times melemah 7,57 poin (0,24 persen) ke posisi 3.163,2.(*)

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019