Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan Indosat Ooredoo menghadirkan smartbike, yakni sepeda yang terkoneksi dengan gawai guna dikembangkan di Laboratorium IoT (internet of things) and Future Digital Economic.

Dekan Fakultas Teknik Unusa Dr Istas Pratomo MT di kampus setempat, Rabu, mengatakan kampusnya menjadi salah satu dari sembilan universitas yang diajak kerja sama Indosat Ooredoo dalam pengembangan future digital economic lab.

Dari kerja sama itu, Unusa kemudian melakukan studi banding ke ITB yang telah memiliki future digital economic lab berbasis IoT yang pertama di Indonesia.

"Dari hasil studi banding tersebut, kami akan melakukan pengembangan teknologi IoT, di mana semua benda akan terkoneksi dengan internet. Smartbike menjadi prototipe pertama dalam pengembangan produk berbasis IoT ," katanya.

Sepeda yang terkoneksi dengan internet nantinya, lanjut Istas, tak sekadar dipakai selesai. Namun, sepeda tersebut bisa mengirimkan banyak data mulai lokasinya di mana, berapa kali direm, berapa kali dikayuh, merekam berapa kecepatan selama pemakaian, rute mana saja yang ditempuh, berapa kali putaran.

"Di bagian belakang sepeda ada lubang yang ditanam sebuah simcard. Jadi kalau mau menggunakan smartbike, tinggal aplikasi di hp, dan kita login. Karena sistemnya menerapkan e-money melalui kecukupan pulsa (saldo pulsa). Untuk membuka kunci smartbike menggunakan barcode," ujar Istas.

Selain sepeda, teknologi IoT yang akan dikembangkan laboratorium Unusa juga akan menerapkan pada smarthome. Seperti lampu, lemari, pintu, jendela, dan pagar.

Rektor Unusa Porf Achmad Jazidie mengatakan, beberapa bulan lalu Unusa telah bekerja sama dengan Indosat.

Salah satu poinnya di Unusa akan ada Program Future Digital Economy Lab, yang bertujuan menjadi wadah untuk mengembangkan inovasi, penguatan sumber daya serta menghasilkan beragam "use case" berbasis IoT yang dapat diproduksi di dalam negeri guna meningkatkan perekonomian bangsa dan menciptakan peluang usaha di berbagai industri.

"'Future Digital Economy Lab' diharapkan mampu menghasilkan ide inovasi, referensi desain produk dan solusi guna menjawab kasus-kasus IoT yang dapat dikembangkan dalam skala industri untuk beragam kebutuhan baik itu pengembangan produk, layanan, manufaktur, marketing, dan lain-lain," katanya.

Selain itu, tambah guru besar bidang robotika ITS ini, program-program pengembangan talent dan inkubasi future economy berbasis digital juga bisa dihasilkan di Laboratorium ini.

Wadah itu juga dapat menjadi tempat pengujian beragam perangkat IoT dan Sandbox untuk mendapatkan sertifikasi perangkat, dan menghasilkan intellectual property anak negeri, sertifikasi sumber daya serta tempat bertemunya produsen dan pengguna.

"Nantinya program-program yang dijalankan di dalam laboratorium diharapkan menghasilkan karya nyata, berkualitas dan aplikatif untuk menjawab masalah di lapangan atau pengembangan bisnis," ujar Jazidie.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019