Kinerja sektor nonmigas Jawa Timur mendorong nilai keseluruhan ekspor wilayah itu turun sebesar 13 persen pada April 2019 dibandingkan Maret 2019, meski di sisi ekspor migas mengalami peningkatan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Teguh Pramono di Surabaya, Jumat, mengatakan apabila dibandingkan dengan  Maret 2019 ekspor komoditas nonmigas Jatim turun sebesar 14,2 persen yaitu dari 1,73 miliar dolar AS menjadi 1,48 miliar dolar AS, padahal ekspor nonmigas memberikan kontribusi sebesar 93,95 persen dari total ekspor April 2019.

Sebaliknya, kata dia, komoditas migas naik sebesar 26,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari 75,08 juta dolar AS menjadi 95,13 juta dolar AS pada April, dan hanya berkontribusi 6,05 persen dari total ekspor Jatim.

Akibatnya, neraca perdagangan Provinsi Jawa Timur pada April 2019 mengalami defisit sebesar 622,40 juta dolar AS, karena adanya selisih perdagangan yang negatif pada sektor nonmigas maupun migas, sehingga secara agregat menjadi defisit.

Sektor nonmigas mengalami defisit sebesar 276,4 juta dolar AS dan sektor migas mengalami defisit 3.455,92 juta dolar AS.

Nilai ekspor pada April 2019 tercatat 1,57 miliar dolar AS atau turun sebesar 13 persen dibandingkan Maret 2019 yang mencapai 1,81 miliar dolar AS, sedangkan nilai impor mengalami kenaikan 23,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau menjadi 2,19 miliar dolar AS.

Teguh mengatakan, ekspor Jatim pada April 2019 masih didominasi oleh sektor industri dengan nilai ekspor mencapai 1.352,75 juta dolar AS yang berkontribusi sebesar 86,09 persen dari total ekspor.

Sementara itu, ekspor sektor pertanian berada pada urutan berikutnya dengan nilai ekspor mencapai 11,28 juta dolar AS yang menyumbang 7,53 persen, kemudian ekspor sektor migas mencapai 95,13 juta dolar AS yang menyumbang peranan sebesar 6,05 persen.

Teguh menuturkan, selama April 2019 impor Jatim masih didominasi bahan baku dan penolong dengan nilai 10,47 juta dolar AS yang memberikan kontribusi sebesar 82,44 persen.

Untuk impor barang-barang konsumsi merupakan golongan barang urutan berikutnya dengan kontribusi sebesar 9,24 persen atau mencapai 202,74 juta dolar AS.

Berikutnya barang-barang modal merupakan kelompok impor terkecil, dengan peranan sebesar 8,32 persen atau sebesar 182,58 juta dolar AS.

Untuk negara tujuan, tiga negara utama penyumbang impor terbesar periode Januari-April masih didominasi dari Tiongkok dengan nilai impor sebeasr 181,03 juta dolar AS atau dengan kontribusi sebesar 28,23 persen.

Disusul Amerika Serikat sebesar 443,12 juta dolar AS atau berkontribusi sebesar 6,88 persen serta Thailand sebesar 326,82 juta dolar AS atau dengan kontribusi sebesar 5,08 persen.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019