Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Probolinggo di Jawa Timur menerapkan berbagai siasat untuk menjaga stok darah selama Ramadhan 1440 Hijriah, termasuk bekerja sama dengan pusat perbelanjaan dan Kampung Donor Darah.
"Kami mendirikan tenda di alun-alun Kota Probolinggo setiap minggunya, di hari Selasa/Jumat untuk aktivitas donor darah. Kemudian bekerja sama dengan salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Dr Soetomo dan masyarakat di Kampung Donor Darah (Dora)," kata Direktur Unit Donor Darah PMI Kota Probolinggo dr Cik Kahadi di Kota Probolinggo, Senin.
Ia mengatakan PMI menerapkan cara-cara itu untuk menjaga persediaan darah karena selama Ramadhan biasanya jumlah pendonor berkurang.
"Hingga Sabtu (11/5) sore, stok darah tercatat sekitar 300 kantong dan insya Allah dua minggu ke depan stok darah masih cukup untuk masyarakat yang membutuhkan darah," tuturnya.
"Biasanya 300 kantong darah digunakan dalam waktu dua pekan," katanya, menambahkan bahwa setiap kantong WB (Whole Blood) berukuran 350 cc.
PMI Kota Probolinggo tidak hanya melayani kebutuhan darah rumah sakit yang ada di dalam kota saja, melainkan juga di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Ia mengimbau warga tidak ragu mendonorkan darah selama berpuasa, karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyampaikan fatwa bahwa mendonorkan darah tidak membatalkan puasa dan justru menambah sedekah.
"Bulan Ramadan jangan takut untuk mendonorkan darah karena insyaAllah aman dan tidak mengganggu kesehatan. Tidak apa-apa donor saat puasa, tetapi lebih baik setelah berbuka puasa atau setelah salat tarawih," ujarnya.
Warga Perumahan Bumi Yuangga di Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, yang disebut Kampung Donor Darah, menggelar donor darah usai shalat tarawih di masjid setempat untuk membantu PMI Kota Probolinggo menjaga persediaan darah selama bulan puasa.
Koordinator Kampung Dora Agus Junantoro mengatakan kegiatan donor darah di kampung tersebut sudah dilaksanakan sejak 2017. Dalam setahun kampung itu lima kali menggelar acara donor darah rutin dan dua kali acara donor darah yang dilaksanakan secara kondisional.
"Jumlah warga yang bisa mendonorkan darahnya pun bervariasi dan biasanya yang daftar donor lebih dari 50 orang, namun yang lolos sekitar 40 lebih karena ada pendonor yang tertolak karena HB atau tekanan darah terlalu rendah," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami mendirikan tenda di alun-alun Kota Probolinggo setiap minggunya, di hari Selasa/Jumat untuk aktivitas donor darah. Kemudian bekerja sama dengan salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Dr Soetomo dan masyarakat di Kampung Donor Darah (Dora)," kata Direktur Unit Donor Darah PMI Kota Probolinggo dr Cik Kahadi di Kota Probolinggo, Senin.
Ia mengatakan PMI menerapkan cara-cara itu untuk menjaga persediaan darah karena selama Ramadhan biasanya jumlah pendonor berkurang.
"Hingga Sabtu (11/5) sore, stok darah tercatat sekitar 300 kantong dan insya Allah dua minggu ke depan stok darah masih cukup untuk masyarakat yang membutuhkan darah," tuturnya.
"Biasanya 300 kantong darah digunakan dalam waktu dua pekan," katanya, menambahkan bahwa setiap kantong WB (Whole Blood) berukuran 350 cc.
PMI Kota Probolinggo tidak hanya melayani kebutuhan darah rumah sakit yang ada di dalam kota saja, melainkan juga di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Ia mengimbau warga tidak ragu mendonorkan darah selama berpuasa, karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyampaikan fatwa bahwa mendonorkan darah tidak membatalkan puasa dan justru menambah sedekah.
"Bulan Ramadan jangan takut untuk mendonorkan darah karena insyaAllah aman dan tidak mengganggu kesehatan. Tidak apa-apa donor saat puasa, tetapi lebih baik setelah berbuka puasa atau setelah salat tarawih," ujarnya.
Warga Perumahan Bumi Yuangga di Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, yang disebut Kampung Donor Darah, menggelar donor darah usai shalat tarawih di masjid setempat untuk membantu PMI Kota Probolinggo menjaga persediaan darah selama bulan puasa.
Koordinator Kampung Dora Agus Junantoro mengatakan kegiatan donor darah di kampung tersebut sudah dilaksanakan sejak 2017. Dalam setahun kampung itu lima kali menggelar acara donor darah rutin dan dua kali acara donor darah yang dilaksanakan secara kondisional.
"Jumlah warga yang bisa mendonorkan darahnya pun bervariasi dan biasanya yang daftar donor lebih dari 50 orang, namun yang lolos sekitar 40 lebih karena ada pendonor yang tertolak karena HB atau tekanan darah terlalu rendah," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019