Festival Ramadhan 2019 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, fasilitasi pelaku usaha kuliner mikro untuk memperoleh rezeki dengan berjualan menu buka puasa selama bulan Ramadhan.
Festival Ramadhan yang dipusatkan di kawasan Gelanggang Seni Budaya (Gesibu) Taman Balambangan, Banyuwangi, ini diikuti ratusan pelaku usaha kuliner mikro.
"Luar biasa ramai sekali Festival Ramadhan ini. Kami ciptakan 'crowd', ribuan orang datang dan pelaku ratusan usaha kuliner mikro yang jualan menu buka puasa, PKL-PKL dan usaha rumahan yang ikut, jadi laris semuanya," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin.
Dalam festival ini, ratusan pelaku usaha kuliner mikro dilibatkan, ada yang sebelumnya pedagang kaki lima (PKL) ada juga yang hasil binaan Dinas Koperasi dan UMKM Pemkab Banyuwangi.
"Bukan hanya mecari rezeki untuk Lebaran, tapi saya berharap ini membuka pasar. Kan ada ribuan orang. Nyobain makanan dan minuman, Insya Allah ada yang cocok, bisa pesan ketika ada kegiatan ulang tahun, acara perusahaan dan sebagainya, jadi ibu-ibu rumah tangga yang ikut Festival Ramadhan ini punya pintu rezeki baru," paparnya.
Menurut Anas, berbeda dengan pasar menu berbuka puasa dan takjil yang ada di kota lain, Festival Ramadhan di Banyuwangi distandarisasi dan tempat berjualan difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.
Usaha kuliner mikro tak dipungut biaya, hanya ada iuran kebersihan sebagai stimulus rasa memiliki sehingga merawat tempat berjualan. Dan secara berkala petugas Dinas Kesehatan mengecek, sehingga pembeli semakin nyaman karena makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan.
"Murah, makanan enak, tapi tetap dijamin gizi dan higienitasnya," kata Anas.
Kegiatan yang melibatkan usaha kuliner mikro ini juga didorong oleh Bupati Anas digerakkan di semua kecamatan dan hingga di perdesaan.
"Saya tadi cek juga di media sosial, di Desa Cluring ada 30 Mbok Yem, Yu Nah, Mbok Tun, ibu-ibu usaha rumahan dilibatkan untuk bikin semacam bazar, diiringi atraksi memancing ikan gratis di desa itu dan masih banyak lagi," ujarnya.
Anas mengemukakan, berbagai menu buka puasa disajikan di Festival Ramadhan, mulai kolak pisang precet, kolak kopyor, patula dan beragam makanan lokal lainnya.
"Di kawasan ini juga digelar Shalat Maghrib dan Tarawih berjamaah bagi pengunjung, jadi mereka yang tidak sempat ke masjid bisa berjamaah di sini," tuturnya.
Selain berisi ragam kuliner, Festival Ramadhan 2019 juga bakal menghadirkan empat kegiatan lainnya, yaitu Lomba Tartil dan Nasyid (9-10 Mei), Festival Patrol (10-11 Mei), dan Festival Hadrah (17-18 Mei), semua kegiatan itu dipusatkan di Gesibu, Taman Blambangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Festival Ramadhan yang dipusatkan di kawasan Gelanggang Seni Budaya (Gesibu) Taman Balambangan, Banyuwangi, ini diikuti ratusan pelaku usaha kuliner mikro.
"Luar biasa ramai sekali Festival Ramadhan ini. Kami ciptakan 'crowd', ribuan orang datang dan pelaku ratusan usaha kuliner mikro yang jualan menu buka puasa, PKL-PKL dan usaha rumahan yang ikut, jadi laris semuanya," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin.
Dalam festival ini, ratusan pelaku usaha kuliner mikro dilibatkan, ada yang sebelumnya pedagang kaki lima (PKL) ada juga yang hasil binaan Dinas Koperasi dan UMKM Pemkab Banyuwangi.
"Bukan hanya mecari rezeki untuk Lebaran, tapi saya berharap ini membuka pasar. Kan ada ribuan orang. Nyobain makanan dan minuman, Insya Allah ada yang cocok, bisa pesan ketika ada kegiatan ulang tahun, acara perusahaan dan sebagainya, jadi ibu-ibu rumah tangga yang ikut Festival Ramadhan ini punya pintu rezeki baru," paparnya.
Menurut Anas, berbeda dengan pasar menu berbuka puasa dan takjil yang ada di kota lain, Festival Ramadhan di Banyuwangi distandarisasi dan tempat berjualan difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.
Usaha kuliner mikro tak dipungut biaya, hanya ada iuran kebersihan sebagai stimulus rasa memiliki sehingga merawat tempat berjualan. Dan secara berkala petugas Dinas Kesehatan mengecek, sehingga pembeli semakin nyaman karena makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan.
"Murah, makanan enak, tapi tetap dijamin gizi dan higienitasnya," kata Anas.
Kegiatan yang melibatkan usaha kuliner mikro ini juga didorong oleh Bupati Anas digerakkan di semua kecamatan dan hingga di perdesaan.
"Saya tadi cek juga di media sosial, di Desa Cluring ada 30 Mbok Yem, Yu Nah, Mbok Tun, ibu-ibu usaha rumahan dilibatkan untuk bikin semacam bazar, diiringi atraksi memancing ikan gratis di desa itu dan masih banyak lagi," ujarnya.
Anas mengemukakan, berbagai menu buka puasa disajikan di Festival Ramadhan, mulai kolak pisang precet, kolak kopyor, patula dan beragam makanan lokal lainnya.
"Di kawasan ini juga digelar Shalat Maghrib dan Tarawih berjamaah bagi pengunjung, jadi mereka yang tidak sempat ke masjid bisa berjamaah di sini," tuturnya.
Selain berisi ragam kuliner, Festival Ramadhan 2019 juga bakal menghadirkan empat kegiatan lainnya, yaitu Lomba Tartil dan Nasyid (9-10 Mei), Festival Patrol (10-11 Mei), dan Festival Hadrah (17-18 Mei), semua kegiatan itu dipusatkan di Gesibu, Taman Blambangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019