Kebaya sebagai produk budaya bangsa Indonesia ditampilkan dalam kegiatan Festival Kebaya, ratusan karya kebaya rancangan anak bangsa mulai siswa SMK hingga desainer nasional berhasil memukau ribuan penonton di Gelanggang Seni-Budaya (Gesibu) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu malam.
"Banyuwangi mendorong tumbuhnya sektor kreatif, salah satunya 'fashion'. Festival ini kami gelar tidak hanya sebagai media promosi bagi desainer lokal, tapi juga menumbuhkan bibit-bibit desainer muda daerah," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Awar Anas.
Beragam tema kebaya mulai nuansa etnik, cheerfull, kebaya casual, hingga kebaya pesta tampil dengan menawan, dan desainer yang terlibat memberikan sentuhan yang berbeda pada setiap busana yang ditampilkan.
"Kami menautkan para desainer lokal, termasuk anak-anak SMK, dengan pelaku fesyen nasional dan sehingga diharapkan ada percepatan kualitas. Dalam waktu tak lama para desainer lokal bisa mengakses industri fesyen nasional memasarkan karyanya agar tambah laris," ujarnya.
Festival Kebaya Banyuwangi kali ini terasa lebih istimewa dengan memberikan panggung bagi karya para pelajar SMK.
Sebanyak 18 siswa dari sembilan SMK di Banyuwangi menampilkan karya orisinalnya. Sebelumnya mereka telah mendapatkan mentoring dalam workshop busana oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) selama satu minggu.
"Sebelum festival digelar, rangkaian workshop digelar. Kami fasilitasi bagaimana anak-anak muda Banyuwangi memahami 'business process industry fashion' secara benar," kata Bupati Anas.
Festival Kebaya ini menampilkan dua desainer nasional yakni Leny Agustin dan Monica Weber. Leny menyuguhkan karya busana cheerfull yang bernuansa muda sebagaimana kekhasannya, sedangkan Monica memberikan sentuhan elegan pada tema kebaya.
Sementara dari Banyuwangi, ada tujuh desainer lokal yang terlibat, mereka adalah Eko Purwanto, Almira, Nirmala Eka, Esy Polaris, A Muzakki, Ocha Laros dan Mayasari Yosefa, kesemuanya menampilkan busana kebaya indah baik casual hingga pesta.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut menyaksikan juga mengapresiasi pertunjukan yang masuk dalam agenda wisata Banyuwangi Festival ini, Khofifah memuji upaya Banyuwangi dalam memajukan sektor kreatif daerah.
"Orang hebat dan kuat akan dikalahkan oleh orang kreatif dan inovatif. Para desainer adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif, di belahan dunia manapun yang hidup dan survive adalah mereka yang menggerakkan sektor kreatif, dan Banyuwangi telah melakukannya," ujar Gubernur Khofifah.
Salah seorang siswa yang terlibat adalah Dendy Cahyono (17), siswa kelas XI SMK Bustanul Falah, Kecamatan Genteng, mengaku merasa beruntung bisa mendapat kesempatan ikut pelatihan dan menghasilkan karya busana yang langsung dipamerkan kepada khalayak luas.
"Ini baru pertama kalinya saya buat kebaya, kami diajari membuat desain hingga teknik menjahit dan kami juga diajari bagaimana membuat detail busana agar menarik," kata siswa jurusan busana itu.
Festival Kebaya semakin meriah dengan hadirnya penampilan penyanyi Keroncong asal Solo, Endah Laras. Endah sukses melengkapi keseruan even lewat alunan keroncong yang memikat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Banyuwangi mendorong tumbuhnya sektor kreatif, salah satunya 'fashion'. Festival ini kami gelar tidak hanya sebagai media promosi bagi desainer lokal, tapi juga menumbuhkan bibit-bibit desainer muda daerah," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Awar Anas.
Beragam tema kebaya mulai nuansa etnik, cheerfull, kebaya casual, hingga kebaya pesta tampil dengan menawan, dan desainer yang terlibat memberikan sentuhan yang berbeda pada setiap busana yang ditampilkan.
"Kami menautkan para desainer lokal, termasuk anak-anak SMK, dengan pelaku fesyen nasional dan sehingga diharapkan ada percepatan kualitas. Dalam waktu tak lama para desainer lokal bisa mengakses industri fesyen nasional memasarkan karyanya agar tambah laris," ujarnya.
Festival Kebaya Banyuwangi kali ini terasa lebih istimewa dengan memberikan panggung bagi karya para pelajar SMK.
Sebanyak 18 siswa dari sembilan SMK di Banyuwangi menampilkan karya orisinalnya. Sebelumnya mereka telah mendapatkan mentoring dalam workshop busana oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) selama satu minggu.
"Sebelum festival digelar, rangkaian workshop digelar. Kami fasilitasi bagaimana anak-anak muda Banyuwangi memahami 'business process industry fashion' secara benar," kata Bupati Anas.
Festival Kebaya ini menampilkan dua desainer nasional yakni Leny Agustin dan Monica Weber. Leny menyuguhkan karya busana cheerfull yang bernuansa muda sebagaimana kekhasannya, sedangkan Monica memberikan sentuhan elegan pada tema kebaya.
Sementara dari Banyuwangi, ada tujuh desainer lokal yang terlibat, mereka adalah Eko Purwanto, Almira, Nirmala Eka, Esy Polaris, A Muzakki, Ocha Laros dan Mayasari Yosefa, kesemuanya menampilkan busana kebaya indah baik casual hingga pesta.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut menyaksikan juga mengapresiasi pertunjukan yang masuk dalam agenda wisata Banyuwangi Festival ini, Khofifah memuji upaya Banyuwangi dalam memajukan sektor kreatif daerah.
"Orang hebat dan kuat akan dikalahkan oleh orang kreatif dan inovatif. Para desainer adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif, di belahan dunia manapun yang hidup dan survive adalah mereka yang menggerakkan sektor kreatif, dan Banyuwangi telah melakukannya," ujar Gubernur Khofifah.
Salah seorang siswa yang terlibat adalah Dendy Cahyono (17), siswa kelas XI SMK Bustanul Falah, Kecamatan Genteng, mengaku merasa beruntung bisa mendapat kesempatan ikut pelatihan dan menghasilkan karya busana yang langsung dipamerkan kepada khalayak luas.
"Ini baru pertama kalinya saya buat kebaya, kami diajari membuat desain hingga teknik menjahit dan kami juga diajari bagaimana membuat detail busana agar menarik," kata siswa jurusan busana itu.
Festival Kebaya semakin meriah dengan hadirnya penampilan penyanyi Keroncong asal Solo, Endah Laras. Endah sukses melengkapi keseruan even lewat alunan keroncong yang memikat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019