Demonstrasi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Jember, Jawa Timur, menolak pembongkaran irigasi dan pembuatan sumur bor yang digelar di depan Pendapa Wahyawibawagraha Pemkab Jember, Senin, berakhir ricuh hingga pagarnya roboh setelah terjadi aksi saling dorong mahasiswa dengan aparat kepolisian.

Puluhan aktivis PMII Jember menggelar unjuk rasa yang bertepatan dengan Hari Bumi tersebut memulai aksinya di Gedung DPRD Jember, kemudian berjalan ke halaman Kantor Pemkab Jember dan melanjutkan ke pendopo Wahyawibawagraha untuk menemui Bupati Faida.

"Kami menolak upaya pembongkaran dan pembelokan irigasi yang dilakukan salah satu perusahaan semen di Puger, karena berpotensi menyebabkan kekeringan lahan pertanian di wilayah setempat," kata koordinator aksi M. Faizal Effendi Utomo.

Menurut dia, terdapat 10 izin usaha pertambangan (IUP) untuk 10 perusahaan di Gunung Sadeng yang merupakan kawasan pegunungan kapur (karst) dan satu di antaranya sebuah pabrik semen di Puger. Bahkan, pabrik semen itu membebaskan lahan pertanian seluas 60 hektare di Gunung Sadeng dan sekitarnya.

"Pembebasan lahan pertanian itu diikuti dengan pembangunan konstruksi bangunan dan berbuntut pada konflik irigasi pertanian dengan petani setempat karena mengancam irigasi pada 300 hektare lahan pertanian di Desa Puger kulon dan Puger wetan," katanya.

Pihak perusahaan semen, lanjut dia, menawarkan pembangunan 17 titik sumur bor, namun pembangunan tersebut juga mengancam ekosistem dan penurunan air tanah, sehingga masyarakat di sekitar Gunung Sadeng akan mengalami kekeringan.

"Kami mendesak DPRD dan Pemkab Jember serius untuk menangani persoalan itu, karena hingga kini dokumen amdal perusahaan semen tersebut sulit diakses oleh masyarakat," ujarnya.

Perwakilan mahasiswa di DPRD Jember ditemui oleh anggota Komisi B DPRD Jember yang berjanji akan memanggil sejumlah pihak yang berkompeten untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Setelah ditemui, puluhan aktivis melanjutkan aksi unjuk rasanya ke Kantor Pemkab Jember dengan membakar sebuah ban bekas sambil melakukan teatrikal keprihatinan terhadap nasib petani di Puger dan mahasiswa terus bergeser ke pendapa Wahyawibawagraha untuk menyampaikan aspirasinya tersebut.

Di depan Kantor Pemkab Jember, puluhan mahasiswa ditemui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Jember Arismaya yang berjanji akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi persoalan itu.

Namun, mahasiswa tidak puas karena belum ditemui Bupati Jember Faida, sehingga aksi unjuk rasa dilanjutkan ke Pendapa Wahyawibawagraha.

Puluhan aktivis PMII merangsek ke pendapa dan berniat masuk untuk menemui Bupati Jember, namun dihalang-halangi aparat kepolisian, sehingga terjadi aksi dorong yang berlanjut kericuhan hingga pagar pendapa roboh.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019