Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, mematangkan konsep salah satu destinasi wisata warisan budaya (heritage) untuk koridor Kayutangan, yang dulunya merupakan pusat pertokoan dan perdagangan pada era Hindia Belanda.

Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Agung Harjaya Buana mengatakan bahwa rencana Wali Kota Malang Sutiaji dalam konsep Malang City Heritage adalah mewujudkan suatu kawasan heritage yang sekaligus bisa menjadi destinasi wisata.

"Heritage Kota Malang tidak kalah dengan kota lain, itu juga menjadi potensi besar. Nama Kayutangan itu sudah memiliki 'branding' tersendiri. Kayutangan itu seperti Malioboro di Yogyakarta, dan Braga di Bandung," kata Agung di Kota Malang, Selasa.

Agung menjelaskan, para pemangku kepentingan terkait termasuk Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) sudah memaparkan rencana desain yang akan ditampilkan di koridor Kayutangan.

Di sepanjang jalanan Kayutangan atau yang sekarang disebut Jalan Basuki Rachmad itu, akan disiapkan tiga titik yang menjadi pusat perhatian bagi para wisatawan.

Titik pertama atau yang menjadi pintu masuk kawasan wisata tersebut adalah tepat di depan kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Malang. Kemudian titik kedua mengarah ke selatan tepatnya di simpang Rajabali, dan titik ketiga tepat di depan Gereja Hati Kudus yang berdekatan dengan Alun-Alun Kota Malang.

Khusus di titik ketiga, terdapat Monumen Chairil Anwar. Nantinya, monumen tersebut akan dilakukan penataan ulang, supaya lebih menonjol dan menarik perhatian masyarakat khususnya para wisatawan. Taman yang mengelilingi patung tersebut akan dibenahi, supaya masyarakat bisa berinteraksi pada taman itu.

"Patungnya tetap, hanya akan dinaikkan sedikit. Kemudian, taman akan direndahkan, sehingga masyarakat bisa menikmati taman itu, dan menjadi ikon Kota Malang," ujar Agung.

Konsep pengembangan koridor Kayutangan tersebut, nantinya akan terbagi menjadi dua area. Area pertama adalah koridor jalan Kayutangan, sementara area kedua adalah koridor penunjang, yakni masyarakat heritage Kayutangan untuk memutar roda perekonomian sekitar.

Sebagai informasi, di sepanjang koridor Kayutangan tersebut, terdapat perkampungan-perkampungan yang memiliki bangunan unik dan ikonik. Agung menambahkan, setidaknya ada lima obyek yang akan ditampilkan untuk menarik minat para wisatawan di Kota Malang.

Obyek pertama adalah Makam Pangeran Honggo Koesoemo, Makam Tandak, Pasar Krempyeng atau pasar rakyat, bangunan bersejarah atau rumah para tokoh, dan saluran air peninggalan Belanda yang membelah perkampungan Kayutangan.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019