Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong para mahasiswa memiliki semangat mengabdi untuk orang lain, terlebih setelah lulus dari bangku kuliah.
Jonan merujuk pada perjalanan hidupnya yang telah banyak memberi kontribusi besar terhadap bangsa dan negara, mulai dari memperbaiki pelayanan publik di bidang transportasi kereta api, serta kini di bidang ESDM.
Saat memberi kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Sabtu petang, Jonan menceritakan pengalamannya sejak menjabat Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api pada 10 tahun lalu, yang dinilai berhasil menekan percaloan dan menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang nyaman bagi masyarakat, hingga pencapaiannya sebagai Menteri ESDM yang hingga kini terus mengupayakan keadilan energi untuk kemakmuran rakyat.
Jonan yang berlatar belakang pendidikan S-1 Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya, serta pernah mengenyam pendidikan di Fletcher School, Universitas Tufts, Amerika Serikat, merasa banyak orang lain yang semestinya lebih layak dan berkompeten menduduki dua jabatan tersebut.
"Dirut PT Kereta Api sebelum saya, serta Menteri ESDM terdahulu justru sebenarnya lebih menguasai ilmu dari masing-masing bidang jabatan ini untuk membuat perubahan yang berkeadilan bagi masyarakat," katanya.
Namun, perubahan yang dirasakan oleh masyarakat justru dibuat saat dua jabatan tersebut dipercayakan kepada Jonan.
Contohnya di bidang ESDM, Jonan selama empat tahun terakhir telah membuat sumur bor air tanah di berbagai pelosok desa, mengalirkan listrik dari panel surya di 172. 996 rumah tangga kawasan terpencil, serta membangun 133 unit SPBU di daerah tertinggal demi keadilan energi untuk kemakmuran rakyat.
Menurut dia, semua upayanya itu dapat tercapai, karena ada semangat mengabdi dalam dirinya.
"Untuk itu mahasiswa kalau lulus nanti harus punya semangat mengabdi. Untuk memiliki semangat mengabdi tidak harus menjadi Aparatur Sipil Negara. Dasar semangat mengabdi adalah cinta kasih dan tidak boleh ada sekat SARA," tuturnya.
Video Oleh Hanif Nashrullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Jonan merujuk pada perjalanan hidupnya yang telah banyak memberi kontribusi besar terhadap bangsa dan negara, mulai dari memperbaiki pelayanan publik di bidang transportasi kereta api, serta kini di bidang ESDM.
Saat memberi kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Sabtu petang, Jonan menceritakan pengalamannya sejak menjabat Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api pada 10 tahun lalu, yang dinilai berhasil menekan percaloan dan menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang nyaman bagi masyarakat, hingga pencapaiannya sebagai Menteri ESDM yang hingga kini terus mengupayakan keadilan energi untuk kemakmuran rakyat.
Jonan yang berlatar belakang pendidikan S-1 Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya, serta pernah mengenyam pendidikan di Fletcher School, Universitas Tufts, Amerika Serikat, merasa banyak orang lain yang semestinya lebih layak dan berkompeten menduduki dua jabatan tersebut.
"Dirut PT Kereta Api sebelum saya, serta Menteri ESDM terdahulu justru sebenarnya lebih menguasai ilmu dari masing-masing bidang jabatan ini untuk membuat perubahan yang berkeadilan bagi masyarakat," katanya.
Namun, perubahan yang dirasakan oleh masyarakat justru dibuat saat dua jabatan tersebut dipercayakan kepada Jonan.
Contohnya di bidang ESDM, Jonan selama empat tahun terakhir telah membuat sumur bor air tanah di berbagai pelosok desa, mengalirkan listrik dari panel surya di 172. 996 rumah tangga kawasan terpencil, serta membangun 133 unit SPBU di daerah tertinggal demi keadilan energi untuk kemakmuran rakyat.
Menurut dia, semua upayanya itu dapat tercapai, karena ada semangat mengabdi dalam dirinya.
"Untuk itu mahasiswa kalau lulus nanti harus punya semangat mengabdi. Untuk memiliki semangat mengabdi tidak harus menjadi Aparatur Sipil Negara. Dasar semangat mengabdi adalah cinta kasih dan tidak boleh ada sekat SARA," tuturnya.
Video Oleh Hanif Nashrullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019