Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menginginkan pemasaran beras organik bisa menembus pasar Amerika Serikat dan Jerman, setelah beberapa waktu sebelumnya resmi melakukan ekspor perdana beras organik ke Italia.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Jumat, mengatakan, data Federasi Internasional Gerakan Pertanian Organik (IFOAM) dan Lembaga Riset Pertanian Organik mencatat pasar produk organik tumbuh cepat.

"Amerika Serikat merupakan pasar organik terbesar di dunia dengan nilai 27,04 miliar dolar AS, diikuti Jerman 8,45 miliar dolar AS, Prancis 4,8 miliar dolar AS, dan Tiongkok 2,67 miliar dolar AS," kata Anas.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia (BI) yang bersama-sama membantu kelompok tani di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Menurut Anas, hal ini merupakan wujud kolaborasi yang baik dan dengan keberhasilan itu, pihaknya mengajak BUMN ikut membantu petani Banyuwangi.

"Produk beras organik Banyuwangi kian diminati, baik di dalam maupun luar negeri, semoga dengan pengenalan yang luas, tahun depan bisa ekspor ke negara lain, seperti Jerman atau AS. Kita ikhtiarkan bareng-bareng, selain menggarap pasar dalam negeri yang juga besar," tuturnya.

Anas menambahkan, tahun depan ditargetkan pengembangan hingga 200 hektare lahan padi organik bersama petani.

"Kelompok-kelompok tani terus dilatih masuk ke pertanian organik, karena keuntungan lebih besar dengan permintaan ekspor yang tinggi," ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Mendo Sampurno, Samanhudi, mengemukakan penjualannya terus meningkat dan setiap bulan dapat mengirim hingga 200 kilogram beras organik ke Australia dan 20 kilogram ke Taiwan, serta juga ada pesanan berkala dari China dan Amerika Serikat.

"Bahkan, dua hari ini saja ada tambahan pesanan dalam negeri mencapai 1 ton, dari Surabaya 400 kg, Tangerang, Lumajang 100 kg, Malang 60 kg, Jember 400 kg, Bekasi 75 kg, Balikpapan 100 kg," katanya.

Di luar pesanan itu, lanjut dia, setiap bulan mengirim beras organik hingga 30 ton ke produsen makanan nasional. "Terima kasih Pemkab Banyuwangi dan Bank Indonesia, karena tanpa pendampingan tentu tidak bisa sejauh ini perkembangannya," tuturnya.

Kelompok tani yang berhasil ekspor di daerah tersebut mendapat pendampingan dari Pemkab Banyuwangi dan Bank Indonesia. Beras yang diekspor berasal dari tiga varietas padi asli Banyuwangi yang telah didaftarkan di Kementerian Pertanian.

Pengembangan beras organik dilakukan di sembilan kecamatan seluas 81,49 hektare dengan produksi 515,5 ton per tahun, sebanyak tujuh kecamatan telah mendapatkan sertifikat pertanian organik Standar Nasional Indonesia (SNI). Tahun ini dua kecamatan dalam proses SNI.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019