Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak mendorong kolaborasi antara pengusaha Jepang dengan pengusaha lokal dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

"Banyak peluang kolaborasi yang bisa dilakukan antara pengusaha Jatim dengan Jepang. Saat ini fokus investasi asing hanya terpusat di lima daerah saja di Jatim. Padahal provinsi ini memiliki 38 kabupaten/ kota. Artinya peluang ekonomi masih sangat terbuka bagi 33 daerah lainnya," katanya saat menerima kunjungan enam pimpinan perusahaan dari Fukuoda Jepang dan 35 pimpinan perusahaan Jatim di Surabaya, Selasa.

Menurut dia peluang kolaborasi sangat memungkinkan dengan 40 juta jumlah penduduk di Jatim sebagai potensi pasar yang cukup besar.

"Potensi sumber daya manusianya juga mencukupi. Setiap tahunnya terdapat sekitar 300.000 lulusan SMA dan SMK yang telah diproyeksikan siap menjadi tenaga kerja produktif," ujarnya.

Jatim, lanjut Emil, memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa. Lahan pertaniannya tersubur di Indonesia, yang terus diperkuat dengan pembangunan bendungan dan irigasi.

"Jatim juga memiliki sumber daya energi seperti minyak, gas dan tambang," ucapnya.

Wagub bergelar doktor di bidang ekonomi pembangunan dari Universitas Ritsumeikan Asia Pacific, Jepang, itu menyebut potensi sumber daya manusia dan alam di Jatim ditunjang dengan dukungan pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong kelancaran arus transportasi dan ekonomi.

"Infrasturktur jalan tol sudah memadai, selain bandara udara, `doube track railway`, serta rencana proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, yang menjadi salah satu keunggulan dan daya saing Jatim di antara provinsi lainnya. Karena itu, saya mengajak para pengusaha yang hadir disini untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya," katanya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim Chairul Djaelani mengatakan kunjungan delegasi pengusaha Jepang ke Jawa Timur yang merupakan pasar binis terbesar di Indonesia adalah pilihan yang tepat.

"Hampir seluruh sektor pembangunan berkembang dengan baik di Jatim, mulai perikanan dan kelautan, pertambangan dan energi, sampai geothermal panas bumi pun ada di Jatim," katanya.

Dia berharap pertemuan ini bisa meningkat ke transaksi perdagangan yang nyata antara penegusaha Jatim dan Jepang.

"Dalam pertemuan ini peluan usaha yang dibahas sektornya terbatas, seperti real estate, cokelat, dan perdagangan logistik. Ke depan harus lebih banyak lagi sektornya dan lebih intensif," ucapnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019