Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong agar terdapat penguatan lebih di pos kesehatan pesantren (Poskestren), dengan menempatkan keberadaannya per wilayah di setiap daerah.    
  
"Saatnya Bu Menkes bisa memberikan penguatan poskestren. Bisa tidak Poskestren itu diberi per wilayah untuk mendapatkan kapitasi, disitu harus ada dokter, ada perawat yang bisa dikirim oleh pemprov dan baru di polindes," katanya saat menghadiri acara seminar nasional bertema "peran pesantren dalam pembangunan kesehatan" di Pondok Pesantren Tebuireng Kabupaten Jombang, Sabtu. 

Ia menilai, kapitasi menjadi hal yang penting, terlebih lagi kini persoalan gaya hidup (lifestyle) dinilai teramat sangat penting. 

"Lebih dari itu lifestyle lingkungan dan habitat sangat penting juga, kami mencari solusi dengan cara komprehensip. Karena ketika sudah keluar itu yang terpenting adalah persoalan lifestyle-nya para santri. Jadi, 'by your self do the best',  yakni lakukan yang terbaik yakni melalui promotif dan preventif," terangnya. 

Ia menjelaskan, nantinya pos itu bisa melayani warga di pesantren. Dicontohkan, jika satu pesantren mendapatkan rujukan 1.00- kapitas tentunya bisa menghidupkan pesantren. Bahkan, dengan sendirinya di pos itu ada dokter. Jika bisa, poskestren mendapatkan rujukan menjadi kapitasi BPJS. Saat ini, terdapat sekitar 3.000 perawat yang mendapatkan honor dari pemprov dan ditempatkan di polindes.  

Lebih lanjut, Khofifah menerangkab bahwa keberadaan pondok pesantren (ponpes) cukup berperan penting dalam memberikan penguatan peningkatan kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur.

"Pesantren sangat penting untuk terus menjadi bagian dari penguatan peningkatan kualitas indeks pembangunan manusia di Jawa Timur. Karena IPM kita se-Jawa paling rendah," katanya. 

Ia mengungkapkan, untuk menjangkau penguatan bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya kemampuan pemerintah dinilai sangat terbatas. Dengan peran serta dari pesantren dalam memberikan pencerahan di bidang kesehatan kepada seluruh santri dinilai sangat penting.    

Pihaknya mengajak kepada seluruh pengelola sekolah, para juru penerang agama menjadi bagian bersama dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis pesantren. Selain itu, membangun program ekonomi di lingkup pesantren juga penting, sehingga diharapkan program "pesantren one produk" ke depannya bisa benar-benar terealisasi. 

"Saya ingin 'mengaturkan' pada para kiai dan bu nyai semua di luar dari soal kesehatan jasmani, tetapi kesehatan perbankan atau dompet-nya juga kita perhatikan. Karena ini penting agar para santri dapat bekal pada saat mereka selesai," ujarnya.  

Dalam acara itu, selain dihadiri oleh Menkes, juga hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Rombongan disambut pengasuh pesantren, yakni KH Sholahudin Wahid, dan sejumlah pejabat lainnya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019