Malang (Antaranews Jatim) - Pemerintah Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, mendorong Dusun Tulungrejo, untuk menjadi salah satu objek wisata baru berbasis kampung budaya, karena masih memiliki budaya lokal yang kuat dengan daya tarik tersendiri.

Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko mengatakan bahwa, selama ini pihaknya terus berupaya untuk memberikan pembekalan kepada masyarakat khususnya yang ada di Dusun Tulungrejo, bersama dengan Pemerintah Kabupaten Malang, untuk menggali potensi wisata yang ada.

"Karena Dusun Tulungrejo memiliki budaya yang masih kental, kami konsepkan menjadi kampung budaya," kata Udi, kepada Antara, di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Senin.

Udi menjelaskan, salah satu daya tarik yang ditawarkan dari Dusun Tulungrejo adalah adanya kegiatan membatik yang dilakukan oleh warga setempat, khususnya dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. Pembekalan yang diberikan tersebut, dalam upaya untuk meningkatkan nilai jual batik-batik yang diproduksi.

Bagi para wisatawan yang ingin berkunjung dan menikmati pesona Kampung Budaya Tulungrejo, saat ini Pemerintah Desa Pujon Kidul masih menawarkannya dalam bentuk paket wisata.

"Ada permainan tradisional, seni, membatik, makanan tradisional, itu semua kita sajikan. Saat ini, kami masing menjualnya berupa paket-paket wisata," ujar Udi.

Wilayah Pujon Kidul mencakup tiga dusun, yakni Dusun Krajan, Dusun Maron, dan Dusun Tulungrejo. Ketiga dusun itu akan dikembangkan sesuai dengan potensi unggulan dari masing-masing daerah.

Bagi Desa Pujon Kidul, pengembangan destinasi wisata tematik bukan merupakan hal baru. Pemerintah Desa Pujon Kidul, telah memiliki Desa Wisata Pujon Kidul, yang meraup omzet mencapai Rp5,35 miliar per tahun, khusus bagi destinasi yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Sementara untuk para pelaku usaha lain, yakni masyarakat setempat yang memanfaatkan peluang dari Desa Wisata Pujon Kidul, diproyeksikan mampu mendapatkan omzet lebih dari yang dikelola BUMDes. Tercatat, pajak yang disetorkan para pelaku usaha pada 2018, mencapai Rp335 juta.

"Kami memiliki tiga dusun dengan potensi berbeda, BUMDes tersebut, menjadi wadah untuk menggerakkan ekonomi masyarakat," tutup Udi.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019