Situbondo (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, akan memberlakukan diskon tiket masuk menggunakan sampah plastik ke ekowisata Kampung Blekok sebagai salah satu upaya pengurangan sampah yang sulit terurai itu.
"Kami telah merancang diskon tiket masuk menggunakan sampah plastik, seperti botol plastik ke objek wisata Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit. Jadi, pengunjung wisata nantinya bisa membayar tiket dengan sampah plastik," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Situbondo Kholil di Situbondo, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa dengan membayar tiket masuk menggunakan sampah plastik di objek wisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam itu, secara otomatis dapat mengedukasi masyarakat serta mengurangi sampah yang sulit terurai tersebut.
Menangani sampah plastik khususnya, kata dia, ada dua golongan di antaranya menangani sampah yang sudah dibuang dan atau sudah terjadi dan kemudian didaur ulang menjadi kerajinan dan bermanfaat, dan yang kedua adalah menangani sampah dari sumbernya atau sampah sebelum dibuang ke sampah.
"Salah satu contohnya, kami akan menerapkan pembayaran tiket masuk ke wisata Kampung Blekok menggunakan sampah plastik, karena hal ini akan mencegah dan mengurangi sampah plastik yang tidak bisa hancur dalam kurun waktu singkat," katanya.
Kholil menambahkan, tiket masuk dengan membayar menggunakan sampah plastik ke ekowisata Kampung Blekok direncanakan pada pertengahan Februari 2019, karena Dinas Lingkungan Hidup dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Blekok sampai saat ini tengah melakukan pembahasan.
"Inovasi tiket masuk menggunakan sampah plastik seperti botol mineral dan botol plastik lainnya ini, tidak lain untuk mengurangi sampah dari sumbernya (sampah plastik sebelum dibuang ke tempat sampah)," tuturnya.
Ekowisata Kampung Blekok merupakan objek wisata hutan bakau yang menjadi tempat berkembang biak burung blekok dam sejenis burung bangau lainnya.
Sejauh ini, pemerintah daerah setempat telah membangun sarana prasarana penunjang wisata baru itu seperti membangun jembatan kayu mengelilingi hutan bakau dan tersedia pula menara pantau bagi pengunjung wisata. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami telah merancang diskon tiket masuk menggunakan sampah plastik, seperti botol plastik ke objek wisata Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit. Jadi, pengunjung wisata nantinya bisa membayar tiket dengan sampah plastik," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Situbondo Kholil di Situbondo, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa dengan membayar tiket masuk menggunakan sampah plastik di objek wisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam itu, secara otomatis dapat mengedukasi masyarakat serta mengurangi sampah yang sulit terurai tersebut.
Menangani sampah plastik khususnya, kata dia, ada dua golongan di antaranya menangani sampah yang sudah dibuang dan atau sudah terjadi dan kemudian didaur ulang menjadi kerajinan dan bermanfaat, dan yang kedua adalah menangani sampah dari sumbernya atau sampah sebelum dibuang ke sampah.
"Salah satu contohnya, kami akan menerapkan pembayaran tiket masuk ke wisata Kampung Blekok menggunakan sampah plastik, karena hal ini akan mencegah dan mengurangi sampah plastik yang tidak bisa hancur dalam kurun waktu singkat," katanya.
Kholil menambahkan, tiket masuk dengan membayar menggunakan sampah plastik ke ekowisata Kampung Blekok direncanakan pada pertengahan Februari 2019, karena Dinas Lingkungan Hidup dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Blekok sampai saat ini tengah melakukan pembahasan.
"Inovasi tiket masuk menggunakan sampah plastik seperti botol mineral dan botol plastik lainnya ini, tidak lain untuk mengurangi sampah dari sumbernya (sampah plastik sebelum dibuang ke tempat sampah)," tuturnya.
Ekowisata Kampung Blekok merupakan objek wisata hutan bakau yang menjadi tempat berkembang biak burung blekok dam sejenis burung bangau lainnya.
Sejauh ini, pemerintah daerah setempat telah membangun sarana prasarana penunjang wisata baru itu seperti membangun jembatan kayu mengelilingi hutan bakau dan tersedia pula menara pantau bagi pengunjung wisata. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019