Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Zaenal Fanani mengatakan minat petani di daerah setempat menanam bawang merah meningkat, karena menguntungkan dibandingkan dengan tanaman lainnya.
"Luas tanaman bawang merah dari tahun ke tahun cenderung meningkat, karena menguntungkan dibandingkan dengan tanaman lainnya," kata Fanani di Bojonegoro, Selasa.
Sesuai data, katanya, pada 2018 luas tanaman bawang merah mencapai 3.000 hektare, lebih luas dibandingkan pada 2017 yang hanya 2.638 hektare. Lokasinya tersebar di sejumlah desa? di Kecamatan Sekar, Tambakrejo, Sekar, Kedungadem, Sugihwaras, Temayang, dan Bubulan.
"Tanaman bawang merah cenderung meluas, bahkan sekarang di lahan sawah di Kecamatan Balen, mulai ada petani yang menanam tanaman bawang merah," ucap dia seraya menunjukkan foto tanaman bawang merah di sawah di Kecamatan Balen.
Mengenai pola tanamnya, menurut dia, para petani di satu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda ada yang hanya satu kali tanam, ada juga dua kali tanam, bahkan tiga kali tanam.
"Di wilayah selatan seperti di Kecamatan Kedungadem dan Sugihwaras, ada petani yang menanam bawang merah tiga kali tanam. Sebab, masa tanam bawang merah hanya dua bulan," kata dia menjelaskan.
Saat ini, lanjut dia, petani di Kecamatan Gondang, mulai panen tanaman bawang merah di lahan seluas delapan hektare. Selain itu, juga di Kecamatan Bubulan satu hektare,? Tambakrejo enam hektare, Temayang 15 hektare, Sugihwaras 16 hektare dan Kedungadem 397 hektare.
"Petani yang paling awal menanam bawang merah di sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem dan Sugihwaras, karena dekat dengan petani bawang merah di Nganjuk," ucapnya menjelaskan.
Hanya saja, kata dia, dinas pertanian memperpengaduan dari petani di wilayah setempat bahwa harga bawang merah sekarang ini Rp15.000 per kilogram, yang biasanya Rp25.000 per kilogram.
"Petani saya sarankan mengadu ke Dinas Perdagangan, sebab soal harga bukan kewenangan dinas pertanian. Meskipun Rp15.000 per kilogram sebenarnya petani sudah untung," katanya.
Ia memberikan gambaran dari hasil analisa usaha tani tanaman bawah merah seluas satu hektare dengan pola tanam yang bagus bisa menghasilkan 18 ton.
Dengan harga Rp15.000 per kilogram saja petani sudah memperoleh penghasilan mencapai Rp270 juta per hektare, bahkan dengan harga Rp10.000 per kilogram. Sebab biaya produksi menanam bawang merah Rp66 juta/hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Luas tanaman bawang merah dari tahun ke tahun cenderung meningkat, karena menguntungkan dibandingkan dengan tanaman lainnya," kata Fanani di Bojonegoro, Selasa.
Sesuai data, katanya, pada 2018 luas tanaman bawang merah mencapai 3.000 hektare, lebih luas dibandingkan pada 2017 yang hanya 2.638 hektare. Lokasinya tersebar di sejumlah desa? di Kecamatan Sekar, Tambakrejo, Sekar, Kedungadem, Sugihwaras, Temayang, dan Bubulan.
"Tanaman bawang merah cenderung meluas, bahkan sekarang di lahan sawah di Kecamatan Balen, mulai ada petani yang menanam tanaman bawang merah," ucap dia seraya menunjukkan foto tanaman bawang merah di sawah di Kecamatan Balen.
Mengenai pola tanamnya, menurut dia, para petani di satu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda ada yang hanya satu kali tanam, ada juga dua kali tanam, bahkan tiga kali tanam.
"Di wilayah selatan seperti di Kecamatan Kedungadem dan Sugihwaras, ada petani yang menanam bawang merah tiga kali tanam. Sebab, masa tanam bawang merah hanya dua bulan," kata dia menjelaskan.
Saat ini, lanjut dia, petani di Kecamatan Gondang, mulai panen tanaman bawang merah di lahan seluas delapan hektare. Selain itu, juga di Kecamatan Bubulan satu hektare,? Tambakrejo enam hektare, Temayang 15 hektare, Sugihwaras 16 hektare dan Kedungadem 397 hektare.
"Petani yang paling awal menanam bawang merah di sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem dan Sugihwaras, karena dekat dengan petani bawang merah di Nganjuk," ucapnya menjelaskan.
Hanya saja, kata dia, dinas pertanian memperpengaduan dari petani di wilayah setempat bahwa harga bawang merah sekarang ini Rp15.000 per kilogram, yang biasanya Rp25.000 per kilogram.
"Petani saya sarankan mengadu ke Dinas Perdagangan, sebab soal harga bukan kewenangan dinas pertanian. Meskipun Rp15.000 per kilogram sebenarnya petani sudah untung," katanya.
Ia memberikan gambaran dari hasil analisa usaha tani tanaman bawah merah seluas satu hektare dengan pola tanam yang bagus bisa menghasilkan 18 ton.
Dengan harga Rp15.000 per kilogram saja petani sudah memperoleh penghasilan mencapai Rp270 juta per hektare, bahkan dengan harga Rp10.000 per kilogram. Sebab biaya produksi menanam bawang merah Rp66 juta/hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019